Kudus  

70 Destana Terbentuk di Kudus, Target Tambah 20 di 2025

PIMPIN: BPBD bersama Destana dan Kencana se Kabupaten Kudus mengadakan pertemuan untuk menentukan ketua Destana Kudus, belum lama ini. (KHAYYA SA’ADATUN NURIS SUROYYA/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Kabupaten Kudus telah berhasil membentuk 70 Desa Tangguh Bencana (Destana) dari total 132 desa yang ada. Targetnya, pada 2025, setidaknya akan ada 20 desa tambahan yang mampu mandiri dalam menghadapi potensi bencana.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus, Mundir melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Sri Wahyuni menyebutkan, ini merupakan upaya meningkatkan kapasitas masyarakat desa. Yakni untuk menghadapi situasi bencana.

“Kami berharap di 2025 bisa menambah 20 Destana lagi. Syukur-syukur jika desa-desa tersebut bisa mandiri, baik dalam pendanaan maupun pengelolaannya. Saat ini, masih ada yang ikut pada anggaran dari APBD,” ujarnya, Jumat (24/1/25).

Pihaknya menambahkan, Destana diharapkan dapat bersinergi dengan Keluarga Tanggap Bencana (Kencana). Kolaborasi ini bertujuan untuk menghindari tumpang tindih tugas dalam mitigasi maupun penanganan bencana. Destana sendiri tergabung dalam Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) yang berkoordinasi dengan BPBD Kudus.

“Kami memiliki peran utama dalam memberikan komando, arahan, dan pendampingan kepada Destana. Namun, tugas utama dalam pengelolaan bencana sepenuhnya diserahkan kepada desa masing-masing,” ungkapnya.

Setiap desa diharapkan lebih memahami kondisi wilayahnya. Termasuk potensi bencana, penganggaran, dan mekanisme penanganannya. Karena, BPBD memiliki prosedur birokrasi tertentu yang harus diikuti sebelum bertindak dalam situasi bencana.

“Sebaliknya, FPRB memberikan fleksibilitas manajemen kejadian, memungkinkan respons cepat terhadap situasi darurat. Destana ini adalah inisiatif dari desa itu sendiri. Anggotanya berasal dari organisasi masyarakat atau warga setempat. Mereka dilatih agar bisa memahami dan menangani potensi bencana di wilayahnya masing-masing. BPBD hanya mendampingi dan mengarahkan,” tandasnya.

BPBD Kudus juga mendorong agar Destana yang telah terbentuk memiliki posko dan menyusun kalender tahunan. Hal ini untuk mencatat potensi bencana yang mungkin terjadi di desa selama setahun, sehingga BPBD dapat mengevaluasi dan merumuskan langkah antisipasi yang lebih baik.

“Dengan adanya kalender tahunan, Destana dapat membuat perencanaan yang matang, sementara BPBD bisa mengevaluasi potensi bencana yang mungkin muncul. Ini akan membantu mempersiapkan langkah mitigasi yang lebih efektif,” pungkasnya. (cr9/fat)