Pemprov Jateng Siapkan Anggaran Rp 67 M Dukung Program MBG

SUASANA: Guru menyuapi siswanya saat uji coba program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Negeri Kepatihan Solo, beberapa waktu lalu. (MAULANA SURYA-ANTARA/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) telah menyiapkan anggaaran sebesar Rp 67,13 miliar untuk mendukung dan menyukseskan program nasional makan bergizi gratis. Jumlah ini bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jateng tahun 2025 yang berfungsi sebagai dana pendamping program Presiden Prabowo Subianto.

“Rp 67 miliar untuk tahun ini di 2025 kita menyiapkan untuk pendampingan (program, Red.) Makan Bergizi Gratis,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapedda) Jateng, Harso Susilo, belum lama ini.

Harso mengungkapkan bahwa Kementerian Dalam Negeri (Mendagri) memang belum memberikan instruksi apapun. Namun pemerintah daerah direkomendasikan untuk mengalokasikan APBD guna mendukung program makan bergizi gratis.

Selain itu, kata Harso pemerintah kabupaten dan kota di Jateng juga sudah menyiapkan dana pendamping program makan bergizi untuk pelajar sekolah tersebut. Rata-rata 35 kabupaten/kota menyiapkan Rp 10 miliar dari APBD 2025.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bapedda Jateng, Harso Susilo. (LU’LUIL MAKNUN/JOGLO JATENG)

“Memang belum ada instruksi apapun, namun dalam rekomendasi Pak Menteri Dalam Negeri dalam APBD 2025 (pemda diminta, Red.) untuk menyediakan anggaran, rata-rata kabupaten kota itu Rp 10 miliar, provinsi kita anggarkan Rp 67 miliar,” ungkapnya.

“Sifatnya masih cadangan, belum ada instruksi apapun, karena di dalam edaran maupun surat keputusan dari Kepala BGN (Badan Gizi Nasional) itu ditanggung DIPA BGN,” imbuh Harso.

Kendati demikian, dia memperkirakan dana dari pemerintah daerah memang dibutuhkan untuk memperluas cakupan sekolah dan siswa penerima program Makan Bergizi Gratis. Mengingat di Jateng masih banyak sekolah yang belum menerimanya.

“Saya juga belum tahu seperti apa mekanismenya kita belum diajak ngobrol-ngobrol (komunikasi, Red.). Tetapi kita sudah menyiapkan antisipasinya siapa tahu nanti butuh pengembangan lebih lanjut langsung masif 100 persen semuanya di Jawa Tengah,” ujar dia.

Pihaknya mengaku telah membentuk tim yang terdiri dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Biro Kesejahteraan Rakyat, dan Kementerian Agama. Tujuannya untuk memonitor dan memperluas sasaran program Makan Bergizi Gratis.

“Kita sudah membentuk tim baik Dinkes, Disdik, bagian Kesra, Biro Kesra, dan Kementerian Agama karena ada pondok pesantren di sana. Dinkes juga meyiapkan Puskesmas jika ada hal-hal urgen seperti ada kejadian mual-mual kemarin,” tandas Harso. (luk/adf)