Kudus  

Kaum Millenial Tanam Ratusan Pohon di Pegunungan Muria

TANAM: Kaum milenial melakukan aksi penanaman pohon bersama di Pegunungan Muria pada Selasa (28/1) lalu. (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Pegunungan Muria yang dikenal sebagai rumah keanekaragaman satwa, sudah selayaknya hutan Pegunungan Muria dijaga kerimbunanya. Salah satunya dengan melakukan penanaman pohon ficus dan juga bambu.

Menurut sejumlah riset, karakter pohon ficus disebut sebagai pohon akar yang lurus kadalam tanah. Jadi ke depannya mampu mengatasi pergeseran tanah dengan baik. Sedangkan pohon bambu, disebut sebagai pohon penadah air. Di mana bambu dapat menyimpan air didalam tanah lebih lama. Sehingga, mata air akan tetap terjaga dan pegunungan tidak akan mengalami kekeringan.

Yayasan Penggiat Konservasi (PEKA) Muria kembali melanjutkan komitmennya dalam melestarikan alam. Dengan mengadakan penanaman pohon ficus di sekitaran Goa Jepang dan sepanjang jalan menuju Puncak Glagah Arjuno.

Penanaman ini melibatkan ratusan bibit pohon dan dilakukan dengan menggandeng puluhan relawan dari berbagai elemen masyarakat. Gelaran ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian alam dan konservasi sumber daya alam di wilayah Muria.

Ketua , Teguh Budi Wiyono menjelaskan, penanaman kali ini melibatkan 30 peserta, terdiri dari anggota PEKA dan relawan dari Desa Japan. “Tepatnya 30 peserta, ada dari anggota PEKA 11 orang, sisanya diisi relawan dari Desa Japan, dari berbagai elemen masyarakat, mulai dari pelajar hingga pekerja tidak tetap,” ucapnya.

 

Selain itu, pembina PEKA Muria, Tryanto menambahkan, penanaman ini merupakan bagian dari program rutin yang dilakukan pada musim tanam dan merupakan kelanjutan dari kegiatan serupa yang pernah dilakukan di aliran Sungai Montel pada tahun sebelumnya.

“Selain untuk pelestarian hutan, penanaman ini juga berfungsi untuk menjaga mata air di hulu. Kenapa memilih pohon ficus, karena tanaman ini dapat menjaga tanah dan sumber mata air, serta buahnya juga bisa dimanfaatkan oleh satwa. Pohon bambu juga penting dalam resapan air, yang sangat berguna di musim kemarau,” tambahnya.

Gerakan konservasi yang dilakukan oleh PEKA Muria ini juga merupakan kelanjutan dari penanaman pohon yang telah dilakukan pada tahun 2023 lalu. Dengan demikian, keberlanjutan program penanaman pohon akan tetap dipantau secara berkala.

“Setiap bibit pohon yang ditanam sudah kami beri tanda atau di-tagging, sehingga pemantauan perkembangannya tidak terlalu sulit nantinya,” katanya.

Teguh menyampaikan bahwa bibit pohon yang ditanam kali ini didapatkan dari Djarum Foundation. Sebelumnya telah beberapa kali mempercayakan kegiatan konservasi kepada PEKA Muria.

“Bibit yang ditanam kali ini sebagian besar berasal dari Djarum Foundation, yang selama ini selalu mendukung kegiatan kami dalam upaya pelestarian alam,” imbuhnya.(uma/sam)