PEMALANG, Joglo Jateng – Efek ditutupnya TPST Pelutan, Lurah Kelurahan Kebondalem, Kecamatan Pemalang imbau warganya untuk mengatasi sampah mereka sendiri dengan cara ditimbun atau dibakar agar mengurangi timbunan sampah ke TPS. Namun, hal ini dikeluhkan oleh masyarakat karena tidak adanya lahan untuk menimbun dan membakar sampah, sehingga para warga mengaku bingung membuang sampah di mana.
Lurah Kebondalem Yanuar Sulaksono membenarkan imbauan tersebut, Selasa (28/1). Ia menjelaskan bahwa banyaknya sampah di TPST Pelutan yang tidak dapat menampung lagi menjadi alasan utama dikeluarkannya imbauan ini.
Bahkan saking banyaknya sampah yang ada, Jalan Serayu di perempatan Jalan Lingkar Selatan Pemalang terpaksa ditutup sampai waktu yang belum ditentukan. “Ya kami imbau masyarakat agar membakar atau menimbun sampah mereka sendiri, jadi tidak dibuang ke TPS,” terangnya, belum lama ini.
Imbauan ini langsung ia sampaikan ke RW dan RT setempat. Harapannya, selain ditimbun dan dibakar, masyarakat juga bisa mengolah sampah organik menjadi pupuk atau budidaya maggot, di mana sejumlah TPST saat ini sedang gencar melaksanakan gerakan pengolahan sampah yang selaras dengan lingkungan.
Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Pemalang Heru Kundhimiarso telah berkomunikasi dengan Kepala DLH Pemalang Wiji Mulyati agar sampah di Jalan Serayu Kebondalem bisa diangkut oleh UPT Persampahan. Bahkan dirinya memberikan kritikan cukup keras, karena merasa bahwa DLH tidak tanggap dengan laporan masyarakat sehingga mereka mengeluhkan penutupan Jalan Serayu dan harus memutar arah yang lebih jauh karena sampah yang menutup seluruh badan jalan.
“Sudah saya komunikasi ke Kepala DLH agar sampah di TPST Pelutan diangkut. Dan saya peringatkan agar kejadian penutupan jalan ini tidak terjadi lagi, yang mana hampir lebih dari satu pekan ditutup,” tegasnya. (fan/abd)