Museum Pemalang Siap Dibuka, Masyarakat Diajak Sumbangkan Benda Sejarah

Kabid Kebudayaan Disdikbud Pemalang, Suwarso. (UFAN FAUDHIL/JOGLO JATENG)

PEMALANG, Joglo Jateng – Memasuki tahap akhir pembangunan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pemalang membuka lebar kesempurnaan kesempatan agar masyarakat dapat memamerkan barang peninggalan sejarah ke Museum Pemalang. Nantinya, museum ini akan menjadi tempat rekreasi sekaligus pendidikan bagi anak muda yang ingin tahu ataupun belajar secara mendalam tentang sejarah Kabupaten Pemalang.

Kepala Bidang Kebudayaan pada Disdikbud Pemalang, Suwarso menuturkan, pembangunan Museum Pemalang di 2025 masuk ke dalam tahap akhir. Pihaknya akan membuat beberapa tempat khusus untuk artefak, benda bersejarah, ataupun karya seni yang dapat menggambarkan bagaimana budaya dan adat istiadat masyarakat Pemalang. Tempat tersebut didesain sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) penyimpanan benda bersejarah untuk menjaga keasliannya.

“Benar, tahun ini masuk tahap akhir. Mudah-mudahan secepatnya bisa diselesaikan pembangunannya dan diresmikan. Desain kita khusus untuk artefak dan benda sejarah, jadi pasti penyimpanannya terjamin, tidak akan ada kerusakan,” terangnya, Kamis (30/1/25).

Pihaknya juga mengajak masyarakat agar dapat berpartisipasi meramaikan koleksi Museum dengan memberikan atau memercayakan perawatan benda bernilai sejarah kepada Pemkab Pemalang. Ia menjamin bahwa benda yang dipercayakan tidak akan hilang ataupun rusak, dan tetap masih menjadi milik masyarakat yang memberikan kepercayaan tersebut.

Syaratnya yaitu benda bersejarah harus memiliki nilai historis atau cerita minimal berusia 50 tahun, selain itu dapat dipertanggungjawabkan keasliannya. Selain benda sejarah, pihaknya juga akan menerima benda-benda seni hasil karya para seniman lokal Pemalang. Hal ini dilakukan agar seni budaya asli Pemalang tidak akan hilang dan diperkenalkan kepada para anak muda agar lebih memahami daerah tempat lahirnya ini.

“Kami sudah belajar ke museum-museum yang ada di Ibu Kota, tentang cara penyimpanan sampai perawatan juga diperhatikan. Intinya, membuka (kesempatan) seluas-luasnya masyarakat dapat memberikan atau mempercayakan benda sejarah milik mereka, jadi masyarakat tahu sejarah Pemalang di masa lalu,” tuturnya. (fan/abd)