SEMARANG, Joglo Jateng – Sebanyak 325 siswa SDN Tambakrejo 01 terpaksa belajar di rumah masing-masing. Pasalnya, sekolah tersebut turut terdampak banjir setelah hujan deras mengguyur wilayah itu.
Guru Penggerak SDN Tambakrejo 01, Ika Susianingsih mengatakan, melalui pantauan CCTV, sejumlah ruangan sekolah telah tergenang air sejak Minggu (2/2) malam. Di antaranya, empat ruang kelas, ruang kepala sekolah, kamar mandi, ruang tata usaha, dan ruang guru.
“Karena kegiatan pembelajaran di sekolah tidak memungkinkan dan rumah-rumah siswa banyak yang kebanjiran juga. Maka kepala sekolah tadi pagi mengumumkan untuk anak belajar di rumah, dengan tugas di kirimkan ke guru lewat online yaitu WA (WhatsApp) grup kelas masing-masing,” ucapnya saat dihubungi Joglo Jateng, Senin (3/2/25).
Apabila air hujan sudah tidak masuk ke dalam ruangan kelas lagi, kata Ika, dipastikan semua siswa dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah keesokan harinya seperti semula. “Akan tetapi kalau tidak, ya kita masih menerapkan pembelajaran daring. Di situasi seperti ini (musim hujan) kita harus menjaga kesehatan anak untuk tetap fit,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan, sejak 10 tahun terakhir, pihak sekolah sudah meninggikan tanah sebanyak tiga kali. Hal ini guna mengantisipasi masuknya genangan air. “Kalau sekarang sudah tidak begitu tinggi baik kelas maupun akses jalannya,” katanya.
Adapun sejumlah mitigasi yang dilakukan oleh pihak sekolah, salah satunya mengamankan berkas-berkas penting milik sekolah yang sudah dilakukan sejak Jumat (31/1) kemarin, dengan menaikkan barang tersebut ke tempat yang lebih tinggi.
“Karena kita lihat curah hujannya terus menerus tidak berhenti makanya kita takutnya pas liburan kita tidak bisa menyelamatkan berkas- berkas itu. Paling yang tidak terselamatkan Pojok Baca itu kebanjiran karena posisinya dibawah (lantai bawah),” ungkapnya.
Selain itu, beberapa guru yang sudah datang ke lokasi bekerjasama untuk kerja bakti, seperti mengamankan kabel dan barang- barang lainnya yang masih tergeletak di lantai.
Sebelum banjir melanda sekolah, lanjut Ika, atap ruang perpustakaan yang berada di lantai atas sempat ambrol. Meski begitu, untungnya pada saat itu tidak ada siswa yang berada di lokasi. “Penyebabnya genteng atas bocor jadi bisa kena ternitnya ambrol. Yang kena rak buku dan buku-buku ada di sana,” pungkasnya.
Oleh karena itu, pihaknya telah melaporkan hal tersebut ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang dan saat ini masih dalam proses penanganan. “Kalau tinjauan (Disdik) belum, karena kalau terkait dengan aset kita harus ada pengusulan penghapusan aset,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar (SD) Disdik Kota Semarang, Aji Nur Setiawan menyebut sebanyak 14 SD yang meminta ijin agar siswanya belajar secara daring di rumah masing-masing. Berdasarkan wilayah yang terlaporkan, antara lain di Kecamatan Genuk, Gayamsari, Semarang Utara, Semarang Barat dan Tugu. (int/gih)