SEMARANG, Joglo Jateng – SMPN 20 Semarang meminta siswa untuk belajar secara daring di rumah masing-masing. Pasalnya, hingga saat ini halaman sekolah masih terdampak banjir dengan kedalaman air mencapai 40 cm.
Kepala Sekolah SMPN 20 Semarang, Agus Supriyanto mengatakan selain halaman sekolah, sebanyak 13 ruangan yang berada di dekat halaman sekolah juga turut kemasukan air, dengan kedalaman 15 cm. Adapun rincian 13 ruang itu meliputi tujuh ruang kelas, ruang guru, ruang kepsek, ruang tata usaha (TU), ruang BK, dan ruang perpustakaan.
“Sekitar jam setengah 7 pagi, dari pantauan air sudah masuk teras. Dari situ kita mengambil langkah koordinasi dengan Disdik (Dinas Pendidikan) untuk dilakukan KBM daring, dan wali kelas juga mengumumkan ke anak-anak melalui WA grup (bahwa KBM daring),” ucapnya saat dihubungi Joglo Jateng, Kamis (6/2/25).
Meski begitu, ada beberapa anak yang sudah terlanjur datang terlebih dahulu ke sekolah. Sehingga, dari pihak sekolah meminta mereka untuk kembali ke rumah, karena kondisi air sudah mulai masuk ke ruangan kelas.
“Kita berpikir kalau anak-anak di sekolah dengan kondisi kelas yang penuh air, maka hal itu berpotensi anak sakit. Sehingga kita mengantisipasi, agar tidak sakit makanya kita ambil langkah untuk pembelajaran daring,” jelasnya.
Ia menambahkan, selama sepekan ini, sebanyak 760 siswa diakui terpaksa melaksanakan pembelajaran secara daring di rumah sejumlah tiga kali. Mulai, Senin, Selasa, dan Kamis.
“Kami tekankan pembelajaran daring ini melalui Zoom atau Google Meet, namun apabila mereka tidak bisa mengakses itu, maka mereka bisa menginformasikan ke guru mereka agar bisa diberi penugasan,” katanya.
Disisi lain, ia melanjutkan, dampak dari curah hujan tinggi, banyak properti kayu seperti meja guru, triplek, dan almari perpustakaan mulai ambrol karena tidak tahan dengan air. “Antisipasinya sementara buku-buku diletakkan rak atas,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdik Kota Semarang, Aloysius Kristiyanto menyampaikan selain SMPN 20 Semarang, sejauh ini belum ada pihak sekolah lain yang meminta izin melakukan KBM secara daring.
Meski begitu, dirinya berpesan kepada pihak sekolah untuk terus memberikan informasi kondisi terkini. Baik dari situasi lingkungan sekolah, maupun sapras yang rusak akibat curah hujan tinggi.
“Kepsek juga siap melakukan pengawasan lingkungan dan bangunan sekolah. Manakala ada info-info untuk selalu disampaikan (Disdik) dan kami senantiasa siap meluncur saat ada hal-hal yang harus diatasi,” pungkasnya. (int/gih)