KUDUS, Joglo Jateng – Pengajuan Nomor Induk Berusaha (NIB) di Kabupaten Kudus melonjak drastis setelah diberlakukannya aturan baru terkait distribusi elpiji subsidi 3 kilogram. Dalam sehari, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kudus mencatat hingga 70 pemohon, jauh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya yang hanya satu atau dua orang.
Kepala DPMPTSP Kudus, Harso Widodo menyebut lonjakan ini didominasi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), khususnya di sektor makanan dan minuman serta pedagang kaki lima (PKL). Mereka mengajukan NIB demi mendapatkan akses lebih besar terhadap elpiji subsidi, yang kini dibatasi sesuai regulasi terbaru.
“Sebelumnya, pengajuan NIB dari UMKM sangat minim, sekarang justru meningkat tajam. Kemarin saja mencapai 70 pemohon dalam sehari,” kata Harso, Selasa (4/2/2025).
Regulasi baru tersebut mengatur bahwa pelaku UMKM yang memiliki NIB berhak memperoleh hingga empat tabung elpiji 3 kg, lebih banyak dibandingkan konsumen rumah tangga biasa. Hal ini menjadi dorongan utama bagi pelaku usaha untuk segera mengurus NIB.
Harso menyadari bahwa lonjakan pengajuan NIB ini mencerminkan besarnya kebutuhan UMKM terhadap elpiji subsidi. Ia menegaskan bahwa pihaknya berupaya mempercepat pelayanan agar pelaku usaha dapat segera memperoleh haknya sesuai aturan.
“Kami berharap regulasi ini bisa berjalan dengan baik dan tidak menyulitkan pelaku usaha kecil,” katanya.
Dengan meningkatnya jumlah pemohon NIB, diharapkan distribusi elpiji subsidi menjadi lebih tertata dan tepat sasaran. Pemerintah juga diharapkan dapat memastikan ketersediaan stok agar pelaku usaha tidak lagi kesulitan mendapatkan bahan bakar untuk menjalankan usaha mereka.
Disisi lain, Sulikah pemilik warung makan di Desa Karangampel, Kecamatan Kaliwungu mengaku mengurus NIB setelah mengetahui aturan baru ini. Ia berharap dengan memiliki NIB, aksesnya terhadap elpiji subsidi menjadi lebih mudah.
“Biasanya saya butuh dua tabung gas dalam sehari. Kalau tanpa NIB, hanya bisa dapat satu tabung seperti rumah tangga biasa,” ungkapnya.
Namun, meskipun sudah memiliki NIB, Sulikah tetap mengalami kesulitan mendapatkan elpiji subsidi karena stok di pangkalan sering habis.
“Hari ini saya belum dapat elpiji, katanya sudah habis. Harapannya, setelah punya NIB bisa lebih mudah mendapatkan gas,” tambahnya. (adm/fat)