Kudus Menuju Kota Sehat Swasti Saba Wiwerda

BERSAMA: Dinkes Kudus foto bersama dalam rangka apresiasi terhadap penghargaan Swasti Saba padapa tahun 2023 di halaman kantor Dinkes beberapa waktu lalu. (HUMAS/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Kabupaten Kudus kembali berupaya untuk meraih penghargaan dalam ajang Kabupaten/Kota Sehat pada 2025. Ini bukan pertama kalinya, karena Kudus pertama kali mengikuti ajang tersebut pada 2023. Di tahun itu Kabupaten Kudus berhasil meraih penghargaan yang diserahkan di Jakarta.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, dr. Andini Aridewi menegaskan, Kabupaten Sehat adalah suatu kondisi di mana kabupaten tersebut bersih, nyaman, aman, dan sehat untuk dihuni oleh penduduknya. Semua ini dicapai melalui penerapan tatanan tertentu yang melibatkan berbagai pihak.

Menurut dr. Andini, target di 2025 adalah mencapai skor Swasti Saba Wiwerda yang berkisar 80 hingga 89. Sementara tingkatkan Swasti Saba Padapa, yang berkisar antara 70 hingga 79. Kemudian Swasti Saba Wiwerda memiliki skor antara 80 hingga 89. Swasti Saba Wistara di angka 90-100.

“Kami tidak ingin membebani dengan target yang muluk-muluk. Fokus kami adalah berproses dan memenuhi setiap indikator yang ada,” tambahnya.

Pada 2023 menjadi awal yang baik bagi Kudus. Dengan penghargaan yang diraih sebagai bukti keberhasilan proses tersebut. Keberhasilan itu menjadi motivasi DKK untuk terus berupaya meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

Sebagai bagian dari proses menuju Kabupaten Sehat, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat DKK Kudus, Nuryanto menjelaskan, terdapat 9 tatanan yang harus dipenuhi dengan total 136 indikator. Dalam upaya menuju Kabupaten Sehat, pihaknya harus memastikan bahwa tatanan ini dijalankan dengan baik oleh seluruh pihak. Termasuk Pemda, masyarakat, tokoh agama, pengusaha, dan lembaga swadaya masyarakat.

Menurut Nuryanto, peran masyarakat sangat penting dalam menciptakan Kudus yang bersih, aman, dan sehat. Pihaknya melibatkan masyarakat dalam proses ini, serta fasilitasi dari Pemkab.

“Kami terus bekerja sama untuk menjalankan program-program yang telah dirancang,” imbuhnya.

BANGGA: Kepala Dinkes Kudus, dr. Andini Aridewi memberikan piagam penghargaan
kepada Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Nuryanto di kantor Dinkes beberapa waktu lalu. (HUMAS/JOGLO JATENG)

Melalui tim pembina yang terdiri dari pejabat OPD, tim penggerak PKK, LSM, akademisi, tokoh agama, dan tokoh masyarakat, Kabupaten Kudus berusaha mencapai tatanan-tatanan tersebut dengan melibatkan semua sektor. Tim ini berperan penting dalam melaksanakan dan mengawasi kegiatan yang ada.

“Forum di tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa juga turut berperan dalam pelaksanaan program ini. Di tingkat kecamatan, kami bekerja sama dengan puskesmas, dinas pendidikan, KUA, dan dinas pasar untuk menciptakan kecamatan yang sehat dan bersih,” katanya.

Ia menambahkan, pemerintah desa juga dilibatkan dalam proses ini dengan membentuk Pokja desa yang dipimpin oleh kepala desa atau kelurahan. “Setiap desa memiliki peran yang sangat vital dalam mewujudkan Kabupaten Kudus yang sehat. Jadi, kepala desa harus memastikan bahwa seluruh kegiatan perencanaan dan implementasi dapat dilaksanakan dengan baik,” ucapnya.

Selain itu, ia menekankan pentingnya perencanaan yang matang dalam pelaksanaan kegiatan, agar sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Kegiatan yang dilaksanakan di tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa harus dievaluasi secara berkala agar prosesnya terus berjalan sesuai rencana.

Dalam upaya mencapai target tersebut, Kabupaten Kudus berfokus pada 9 tatanan yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Seperti kesehatan mandiri, pemukiman dan fasilitas umum, satuan pendidikan, pasar, perkantoran dan industri, pariwisata, transportasi dan tertib lalu lintas, perlindungan sosial, serta penanggulangan bencana.

“Setiap tatanan memiliki indikator-indikator yang harus dipenuhi. Misalnya, tatanan sehat mandiri memiliki 29 indikator. Pemukiman dan fasilitas umum ada 22 indikator. Serta satuan pendidikan dengan 11 indikator,” jawabnya.

Dalam hal ini, Pemkab Kudus berusaha mendukung dan mengumpulkan data yang diperlukan, serta memastikan bahwa indikator-indikator tersebut dapat terpenuhi dengan baik. Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Kabupaten Kudus berharap dapat mencapai skor yang lebih tinggi di ajang Kabupaten/Kota Sehat tahun 2025.

“Kami mengumpulkan data dan berproses untuk memastikan bahwa kami memenuhi semua indikator yang diperlukan. Kami juga terus berkomunikasi dengan berbagai pihak untuk memastikan kegiatan berjalan dengan baik,” paparnya.

Meskipun target awal adalah Swasti Saba Wiwerda pada tahun ini, pemkab tetap berfokus pada proses yang berkelanjutan. Baginya, kesuksesan ini bukan hanya tentang penghargaan. Tetapi tentang kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Ini adalah komitmen mereka untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi warga Kudus.

“Kami tidak ingin terburu-buru, yang terpenting adalah proses yang benar. Jika semua pihak bergerak bersama-sama, kami yakin Kabupaten Kudus akan semakin baik. Kami berharap Kabupaten Kudus dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam membangun kualitas hidup yang lebih baik,” ujarnya. (uma/fat)