PURBALINGGA, Joglo Jateng – Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga pada 2024 melakukan gebrakan dengan membangun 82 unit saluran irigasi di sawah tadah hujan. Akan tetapi, jumlah itu dikatakan masih belum mencakup keseluruhan wilayah yang membutuhkan irigasi, khususnya di sawah tadah hujan di Kota Perwira. Rencananya, program tersebut akan dilanjutkan tahun ini, menunggu anggaran dari pusat.
Kepala Dinas Pertanian Purbalingga Revon Harpindiat, melalui Kabid Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian Purbalingga Hafidhah Khusniyati mengatakan, tahun ini program itu masih belum bisa dipastikan, karena menunggu anggaran dari pusat. Namun, pemetaan dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) terus dilakukan, sebagai persiapan mana kala program tersebut kembali dilanjutkan.
“Saat ini, kami masih menunggu anggaran dari pusat. Jika sudah turun, baru kami lanjutkan sisa-sisa wilayah yang belum tergarap,” ujarnya, belum lama ini.
Dijelaskan, prioritas pertama adalah wilayah yang secara teknis mudah dikerjakan. Sedangkan wilayah yang sulit terjangkau akan ditinggal terlebih dahulu.
“Ada contoh di wilayah Kecamatan Mrebet perbatasan dengan Kecamatan Karanganyar, kita punya sawah tadah hujan kurang lebih 300 hektare di Desa Tangkisan, Sindang, Kaliori, Kalijaran dan Karanganyar, itu hamparan sawah tadah hujan tidak ada irigasinya. Kami masih belum menemukan bagaimana cara mengatasinya selain dengan sumur dalam,” jelasnya.
Pada 2024, pembangunan irigasi paling banyak di Kecamatan Kemangkon. Karena secara struktur jaringan irigasi, Kemangkon merupakan bagian paling akhir. “Akan tetapi, wilayah itu dikelilingi sungai besar, seperti Sungai Klawing dan Sungai Serayu, sehingga memiliki potensi besar,” terangnya.
Selain itu, di Kemangkon banyak terdapat tegalan yang masih belum dimanfaatkan dengan baik. “Ironis rasanya kalau lihat di sebelah tegalan tersebut itu ada sungai, tapi tidak bisa tanam padi. Rasanya kalau punya gayung besar ingin ambil airnya. Itu yang kemudian kami bantu tangani dengan pompa irigasi,” tandasnya.(abd/sam)