JEPARA, Joglo Jateng – Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara, Andi Rokhmat, menyoroti kondisi fasilitas Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kyai Mojo dan Ujungbatu, Kecamatan Jepara, yang cukup memprihatinkan. Terlihat, kondisi eksterior bangunan banyak cat dinding yang terkelupas dan dinding yang mulai retak.
Andi Rokhmat menyampaikan, dirinya telah lama berkeinginan untuk meninjau langsung kedua Rusunawa tersebut. Hal itu, karena banyak aduan dari masyarakat dan Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman (Disperkim) terkait kondisi Rusunawa yang kurang baik.
“Kami sudah lama mengagendakan kunjungan ke Rusunawa di Kyai Mojo dan Ujungbatu, karena banyak keluhan dari masyarakat dan Kadisperkim yang menyampaikan kondisi rusunawa ini tidak memadai,” ungkapnya saat peninjauan bersama anggota DPRD Komisi D lainnya, Kamis (13/2/25).
Saat meninjau, ia menemukan fakta-fakta kurang mengenakkan yaitu, banyak terjadi kebocoran di langit-langit setiap kamar dan balkon besi yang sudah keropos.
“Ini sangat mengganggu penghuni, bukan hanya kebocoran akibat hujan, tetapi juga dari pembuangan air di atasnya,” jelasnya.
Menurutnya, kondisi rusunawa ini tidak hanya memerlukan pemeliharaan, tetapi juga rehabilitasi yang akan membutuhkan anggaran yang signifikan.
“Perlu adanya perbaikan menyeluruh, karena kondisi seperti ini sangat memprihatinkan. Rehabilitasi akan membutuhkan anggaran yang cukup besar,” tambahnya.
Agar nyaman digunakan pihak masyarakat, tambahnya, anggaran rehabilitasi untuk Rusunawa Kyai Mojo saja dapat mencapai Rp 500 juta.
“Setidaknya, anggaran sebesar Rp 500 juta diperlukan, mengingat cat yang sudah mengelupas dan balkon besi yang keropos. Ini akan menjadi masalah jika ada anak-anak yang tinggal di sini dan ingin menjemur pakaian,” tuturnya.
Andong berencana untuk mengajukan keluhan ini saat DPRD Jepara membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2026.
“Harapannya, Rusunawa ini bisa menjadi fasilitas yang layak bagi masyarakat. Kami berharap pada pembahasan RAPBD 2026 terdapat anggaran yang memadai untuk revitalisasi Rusunawa,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (Disperkim) Jepara, Hartaya, juga meminta adanya anggaran untuk pemeliharaan kedua Rusunawa tersebut.
“Jika memungkinkan, kami memohon anggaran untuk pemeliharaan, bukan rehabilitasi karena akan lebih berat. Saya rasa pemeliharaan sudah cukup agar warga bisa merasa nyaman,” paparnya.
Hartaya menjelaskan bahwa sejak Rusunawa Kyai Mojo dibangun, hanya blok A yang mendapatkan pemeliharaan pada tahun 2019. Total ada lima blok di kedua Rusunawa, yaitu A, B, dan C di Kyai Mojo, serta D dan E di Ujungbatu.
“Rusunawa Kyai Mojo dibangun pada tahun 2010 dan Ujungbatu pada tahun 2016. Perbaikan terakhir dilakukan pada 2019, hanya untuk blok A,” ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa perbaikan yang dilakukan tidak menyeluruh karena keterbatasan anggaran. “Perbaikan yang kami lakukan hanya bersifat darurat. Kami sangat membutuhkan anggaran untuk pemeliharaan secara keseluruhan,” ujarnya.
Hartaya juga menyampaikan keluhan masyarakat di Rusunawa, seperti kebocoran atap dan dinding yang sudah mengelupas.
“Kerusakan ini banyak terjadi karena kebocoran, terutama karena lokasi yang dekat pantai, sehingga dinding perlu segera diperbaiki,” ucapnya.
Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, ia berharap adanya bantuan anggaran untuk memperbaiki kedua Rusunawa. Ia menilai jika Rusunawa ini dapat diperbaiki, hal tersebut akan meningkatkan Pendapatan Anggaran Daerah (PAD).
“Kami sangat membutuhkan anggaran untuk perbaikan. Kami merasa malu melihat kondisi kabupaten lain yang lebih baik. Ini menjadi salah satu sumber PAD untuk APBD, sehingga perbaikan sangat diperlukan,” pungkasnya. (oka/gih)