Lontong Cap Go Meh: Sajian Legendaris yang Jadi Simbol Akulturasi Budaya

LEZAT: Sajian lontong Cap Go Meh di Restoran Semarang. (FADILA INTAN QUDSTIA/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Sajian lontong Cap Go Meh selalu ada dalam setiap perayaan Penutupan Tahun Baru Imlek di Kota Semarang. Salah satu tempat yang cukup legendaris dengan lontong opornya adalah Restoran Semarang. Tempat ini berlokasi di Jalan Gajahmada Nomor 125, Pekunden, Kecamatan Semarang Tengah.

Pemilik Restoran Semarang, Jongkie Tio mengatakan, jika lontong opor memiliki sejarah panjang sebelum menjadi sajian khas Cap Go Meh. Pasalnya, lontong opor merupakan salah satu bukti akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa di Indonesia.

“Kalau dicermati, ini lontong opor lengkap sekali. Kamu nggak bakal nemu lontong opor yang selengkap ini di tempat lain,” ucapnya saat ditemui Joglo Jateng, belum lama ini.

Menurutnya, tradisi menutup rangkaian Imlek dengan lontong opor hanya ada di masyarakat Tionghoa Indonesia. Ia menyampaikan, alasan tradisi ini berbeda dari negara lainnya.

Berdasarkan cerita zaman dahulu, kata Jongkie, dalam perayaan Cap Go Meh, warga etnis Tionghoa awalnya menyajikan olahan ketan dengan kuah daging babi. Namun karena kondisi sosial di Indonesia yang ditemukan banyak tetangga yang beragama Islam, maka sajian diubah agar bisa dinikmati oleh umat muslim. Salah satunya, lontong opor.

“Karena kita kasih hantaran ke tetangga, dan banyak yang Islam, sehingga lontong di Cap Go Meh itu jadi halal, memang sengaja agar bisa dikirimkan ke tetangga,” jelasnya.

Bahkan, ia mengaku, lontong saat perayaan Cap Go Meh tak ada bedanya dengan lontong yang ada saat Idulfitri.

“Lontong Cap Go Meh sebenarnya unsur Cinanya nggak ada, malah Jawa. Itu jadi bukti akulturasi menyatu makanan setempat,” ungkapnya.

Dalam sajian Lontong Cap Go Meh, ada sekitar 12 macam menu lauk yang berbeda-beda citarasanya. Mulai dari potongan lontong, sayur rebung, sayur terong, sambal goreng ati, sambal goreng tahu, suwiran ayam, abing, docang, bubuk kedelai hingga kerupuk udang.

“Cara makannya, harus dicampur sampai rata. Rasanya kaya dengan lauk pauk dan lebih kompleks dari lontong opor,” pungkasnya. (int/adf)