KUDUS, Joglo Jateng – Program regrouping sekolah menjadi salah satu langkah yang diambil ketika jumlah siswa di suatu sekolah tidak mencukupi standar minimal. Langkah ini diambil agar proses pembelajaran tetap berjalan secara efektif dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Anggota Komisi D DPRD Kudus, Ali Ihsan menyebutkan, regrouping sekolah bukan hanya sekadar kebijakan administratif. Tetapi juga merupakan konsekuensi dari kondisi sekolah yang mengalami penurunan jumlah peserta didik.
“Jika suatu sekolah tetap dipertahankan dengan jumlah siswa yang minim, maka dikhawatirkan tidak dapat memenuhi standar kualitas pendidikan yang ideal,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah daerah memiliki tanggung jawab untuk memastikan setiap sekolah memiliki jumlah siswa yang cukup. Agar kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan baik.
“Di Kudus sendiri, sudah beberapa kali dilakukan regrouping terhadap sekolah-sekolah yang tidak memenuhi jumlah siswa minimal. Ini dilakukan agar proses pembelajaran berlangsung dengan lebih efektif, baik dari segi interaksi antara guru dan siswa maupun dari aspek pemanfaatan fasilitas pendidikan yang tersedia,” ungkapnya.
Pemkab Kudus telah menjadikan regrouping sekolah sebagai bagian dari visi dan misi dalam meningkatkan mutu pendidikan. Maka, pihak terkait akan terus bersinergi dalam mendukung dan menyukseskan kebijakan tersebut.
“Regrouping juga dianggap sebagai solusi agar siswa dapat menikmati pendidikan yang lebih berkualitas. Dengan lingkungan belajar yang lebih kondusif dan didukung oleh jumlah siswa yang sesuai standar,” imbuhnya.
Selain memperhatikan siswa, kebijakan regrouping juga mempertimbangkan nasib para guru. Guru-guru yang terdampak dari kebijakan ini tidak akan kehilangan pekerjaan. Melainkan akan dipindahkan ke sekolah lain yang membutuhkan tenaga pengajar tambahan.
“Dengan begitu, kualitas pendidikan tetap terjaga dan para guru tetap mendapatkan kesempatan untuk menjalankan tugasnya dengan baik. Diharapkan seluruh siswa mendapatkan akses pendidikan yang lebih ideal dan tidak mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran,” tandasnya. (cr9/fat)