Jepara  

Bersyukur, 50 Tuna Daksa di Jepara Terima Bantuan Kaki dan Tangan Palsu

PEDULI: Penerima manfaat dari tuna daksa saat dilakukan pengukuran dari petugas Yayasan Peduli Tuna Daksa Jakarta di Pendopo Kartini, Rabu (12/3). (LIA BAROKATUS SOLIKAH/JOGLO JATENG)

JEPARA, Joglo Jateng – Sebanyak 50 penyandang disabilitas tuna daksa se-Kabupaten Jepara mendapatkan alat bantu berupa kaki dan tangan palsu. Mereka melakukan proses pengukuran kaki dan tangan palsu di Pendopo Kartini, Pemkab Jepara, Rabu (12/3).

Program tersebut merupakan hasil kolaborasi Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsospermasdes), Baznas Kabupaten Jepara, dan Yayasan Peduli Tuna Daksa Jakarta.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Bidang Rehabilitasi Perlindungan dan Jaminan Sosial (RPJS) Bambang Hernantya, Wakil Ketua Baznas Jepara Kusdiyanto, serta perwakilan Yayasan Peduli Tuna Daksa Jepara.

“Kuota dari yayasan itu ada 50, tapi data riil di kami sebetulnya banyak, hampir 100 penyandang disabilitas,” kata Bambang.

Bambang menjelaskan, bantuan kaki dan tangan palsu tersebut seluruhnya merupakan dana dari Yayasan Peduli Tuna Daksa dan bekerja sama dengan Baznas Kabupaten Jepara.

Ia menambahkan, dalam pembuatan tangan dan kaki palsu memerlukan biaya Rp 3 juta per buah yang sepenuhnya ditanggung oleh yayasan.

“Untuk saat ini kita belum menggunakan APBD. Ke depannya semoga bisa dianggarkan, untuk menjangkau para difabel yang belum menerima,” imbuhnya.

Selain melalui Yayasan Peduli Tuna Daksa, Dinsospermasdes Kabupaten Jepara juga telah menjalin koordinasi dengan Kementerian Sosial melalui Sentra Margo Laras. Rencananya akan menyerahkan 6 alat bantu bagi para penyandang disabilitas.

“Hari ini kita lakukan proses pengukuran kaki palsu, ini sedang pembentukan mal (cetakan), nanti kira-kira bulan depan akan kami serahkan hasilnya kepada para penerima. Rencananya akan diserahkan langsung oleh Bapak Bupati,” pungkasnya.

Kepala Teknisi Yayasan Peduli Tuna Daksa Jakarta, Syawaluddin mengatakan bahwa proses penyelesaian pembuatan alat bantu tersebut diperkirakan selesai setelah lebaran.

“Prosesnya sampai lebaran, puasa ini kita buat. Secepatnya intinya,” terangnya.

Sementara itu, salah satu penerima manfaat asal Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Ahadi (73) mengaku, bersyukur dengan alat bantu yang diberikan. Ia menerima alat bantu berupa kaki palsu.

“Saya sudah empat kali ini berganti alat bantu. Dua alat bantu beli sendiri, satu alat bantu diberi, dan satu yang ini diberi dari yayasan,” ucapnya. (oka/gih/adv)