CILACAP, Joglo Jateng – Permasalahan sampah di Jawa Tengah menjadi fokus utama Gubernur Ahmad Luthfi. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah provinsi berencana memperbanyak Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) berbasis Refused Derived Fuel (RDF), seperti yang telah sukses diterapkan di Jeruklegi, Kabupaten Cilacap.
Menurut Luthfi, TPST RDF Jeruklegi merupakan model pengolahan sampah yang efektif dan dapat diterapkan di daerah lain. “Ini role model yang sangat bagus. Jika dioptimalkan, bisa menangani hingga 700 ton sampah,” ujar Luthfi saat meninjau TPST RDF Jeruklegi pada Kamis, 13 Maret 2025.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berencana mereplikasi TPST RDF ini di Kabupaten Magelang, tepatnya di Desa Gandusari, Kecamatan Bandongan, dengan luas area sekitar 13,5 hektare. “Kita siapkan di wilayah Magelang dan targetkan akselerasi tahun depan. Dengan demikian, masalah sampah yang menjadi kewenangan provinsi dapat ditangani lebih baik,” tambahnya.
TPST RDF Jeruklegi sendiri dibangun sejak 2017 dan mulai diuji coba pada 2018. Pembangunan fasilitas ini merupakan hasil kerja sama antara Kementerian PUPR, Pemerintah Denmark, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, serta Pemkab Cilacap. RDF yang dihasilkan digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti batubara dan telah dibeli oleh PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) untuk keperluan industri semen.
Luthfi juga menegaskan bahwa selain metode RDF, masih banyak teknologi pengolahan sampah lain yang dapat diterapkan untuk berbagai keperluan. “Ke depan, kita akan eksplorasi lebih banyak opsi agar sampah dapat dikelola secara maksimal dan berkelanjutan,” pungkasnya. (hms/rds)