KUDUS, Joglo Jateng – Dalam kondisi darurat, dapur umum menjadi solusi utama untuk menyediakan makanan bagi para pengungsi. Hal itu disampaikan Ketua Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Kudus, Renny Yuniati dalam pelatihan dapur umum dan pemenuhan gizi penyintas yang dilaksanakan di SMA NU Hasyim Asy’ari, Minggu (16/3/25).
Namun, kata Renny, ketersediaan bahan yang terbatas sering kali membuat makanan yang disajikan kurang memperhatikan kandungan gizi. Menurutnya, penting bagi dapur umum untuk tetap memastikan makanan yang diberikan memiliki kandungan nutrisi yang cukup. Terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan ibu hamil.
“Sering kali, dapur umum hanya memasak bahan yang tersedia tanpa mempertimbangkan keseimbangan gizi. Padahal, untuk menjaga kesehatan para pengungsi, makanan harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin dan mineral yang cukup,” ungkapnya.
Sebagai solusi, lanjutnya, setiap dapur umum disarankan untuk membuat daftar kebutuhan bahan makanan yang dipajang secara terbuka. Dengan cara ini, donatur dapat mengetahui apa saja bahan yang diperlukan. Sehingga bantuan yang diberikan tepat sasaran.
“Bahan makanan yang dibutuhkan untuk dapur umum antara lain biskuit, mie instan, sereal, blended food, susu balita, serta sumber protein dan lemak. Jumlahnya dihitung berdasarkan total pengungsi. Kemudian dicatat agar distribusinya lebih terorganisir,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kudus, Mundir menambahkan, selain pemenuhan gizi, lokasi dapur umum juga harus memenuhi beberapa persyaratan. Hal ini agar tempat dapur umum aman dan efektif.
“Beberapa syarat pendirian dapur umum antara lain harus berada di tempat yang aman dan jauh dari lokasi rawan bencana. Dekat dengan posko pengungsian. Memiliki akses jalan yang mudah. Serta dekat dengan sumber air bersih dan drainase yang baik,” tambahnya.