SMA 1 Gebog Perkuat Digitalisasi dan Pendidikan Agama

SIMAK: Siswa SMA 1 Gebog saling menyimak dengan sungguh-sungguh pada kegiatan tadarus Al-Qur’an di musala sekolah, belum lama ini. (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Pendidikan berbasis agama dan digitalisasi menjadi fokus utama dalam sistem pendidikan di SMA 1 Gebog Kudus setelah pandemi Covid-19. Sebelumnya, selama pandemi seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring. Kebiasaan tersebut masih terasa hingga kini.

Waka Kesiswaan SMA 1 Gebog Kudus, Eko Setiono menyebutkan, sesuai arahan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, perbaikan sistem pendidikan harus segera dilaksanakan. Dengan menitikberatkan pada pembentukan karakter siswa dan perbaikan berbasis agama.

“Kami mengambil langkah berbeda dengan memperkuat digitalisasi dalam proses pembelajaran. Sejak pandemi berakhir dan pembelajaran tatap muka kembali diberlakukan, sekolah menghilangkan penggunaan kertas dalam ujian akhir maupun tes semester,” ujarnya.

Sebagai ganti, lanjutnya, seluruh siswa menggunakan perangkat digital masing-masing untuk mengerjakan ujian. Langkah ini diambil untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Serta memastikan siswa terbiasa dengan sistem digital yang semakin luas penerapannya di masa depan.

“Selain digitalisasi, pendidikan agama juga mendapat perhatian serius. Dengan adanya gedung indoor baru, kami mulai menerapkan kegiatan keagamaan yang lebih terstruktur. Seperti pada Ramadan ini, seluruh siswa muslim mengikuti salat duha bersama-sama,” ungkapnya.

Sebanyak 1.200 siswa dapat melaksanakan ibadah bersama dalam satu ruangan besar. Menciptakan suasana kebersamaan dan spiritualitas yang lebih kuat.

“Bagi siswa non-muslim, kami juga telah menyiapkan solusi. Agar mereka tetap mendapatkan pembinaan keagamaan yang sesuai dengan keyakinan masing-masing. Sekolah mengundang guru khusus untuk mengajar mata pelajaran agama sesuai dengan yang dianut siswa,” jelasnya.

Setiap kelompok agama disediakan ruang belajar tersendiri. Agar pembelajaran dapat berlangsung dengan lebih fokus dan nyaman. Langkah-langkah ini mencerminkan upaya nyata, dalam menciptakan pendidikan yang seimbang antara aspek akademik, teknologi, dan nilai-nilai keagamaan.

“Dengan pendekatan digital dan spiritual yang sejalan, diharapkan siswa tidak hanya unggul dalam kemampuan akademik. Tetapi juga memiliki karakter kuat sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya,” tutupnya. (cr9/fat)