MI NU Miftahul Huda 02 Tingkatkan Mutu Pendidikan Melalui MBS

Kepala MI NU Miftahul Huda 02 Kudus, Mahfud Nahrowi. (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Upaya peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan MI NU Miftahul Huda 02 Kudus melalui serangkaian strategi yang terstruktur dan berorientasi jangka panjang. Sekolah ini mengusung konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sebagai kerangka utama dalam pengelolaan dan pengembangan mutu pendidikan.

Kepala MI NU Miftahul Huda 02 Kudus, Mahfud Nahrowi menyampaikan, MBS diterapkan dengan melibatkan semua elemen sekolah. Mulai dari kepala madrasah, guru, wali murid, hingga para pemangku kepentingan lain.

“Proses ini mencakup tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, hingga evaluasi yang dilakukan secara mandiri. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan belajar yang adaptif, produktif, dan mampu menjawab tantangan pendidikan modern,” jelasnya.

Untuk mencapai target tersebut, lanjutnya, madrasah melakukan sejumlah inovasi. Di antaranya adalah identifikasi secara menyeluruh terhadap kendala yang dihadapi. Pemahaman mendalam terhadap filosofi mutu. Serta perbaikan berkelanjutan dalam setiap aspek manajemen dan pembelajaran.

“Pendekatan ini dilakukan tidak secara insidental. Melainkan menjadi budaya kerja di lingkungan madrasah. Salah satu kekuatan utama dalam sistem ini adalah kepemimpinan transformasional yang telah kami kembangkan,” ungkapnya.

Gaya kepemimpinan ini mengedepankan nilai-nilai inklusif, kolaboratif, dan penuh pertimbangan. Fokus utamanya tetap pada upaya mendorong peningkatan mutu pendidikan melalui proses yang partisipatif dan penuh komitmen.

“Peningkatan kapasitas guru juga menjadi prioritas. Kami secara aktif melibatkan para pendidik dalam berbagai pelatihan dan kegiatan pengembangan profesional. Di antaranya adalah kerja sama dengan EECC Kudus, untuk memperkuat kemampuan berbahasa Inggris,” imbuhnya.

Selain itu, kolaborasi dengan sejumlah pesantren yang memiliki program pembiasaan dalam bahasa Arab dan Inggris. Sebagai bagian dari penguatan program bilingual.

“Tak hanya itu, proses rekrutmen guru juga dilakukan secara menyeluruh dan menyentuh berbagai aspek. Mulai dari kompetensi hingga integritas. Dengan cara ini, guru yang bergabung adalah mereka yang benar-benar memiliki dedikasi dan kesiapan untuk mendukung visi madrasah,” pungkasnya. (cr9/fat)