Kudus  

Tumpah Ruah Pesta Rakyat di Desa Rahtawu

HASIL: Camat Gebog, Fariq Mustofa menerima hasil bumi Sekretaris Desa Rahtawu, Agung Darmono dalam pesta rakyat Langen Beksan di Aula Balai Desa akhir pekan lalu. (DYAH NURMAYA SARI/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Suasana penuh sukacita dan semangat kebersamaan mewarnai halaman Balai Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog, Kudus, Sabtu (3/5). Ratusan warga tumpah ruah mengikuti dan menyaksikan rangkaian kegiatan Pesta Rakyat Langen Beksan (Tayub Setyo Laras).  Sebagai bagian dari tradisi tahunan Sedekah Bumi Desa Rahtawu 2025.

Acara digelar sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan hasil bumi dan keselamatan desa. Warga juga melaksanakan ritual doa bersama serta berbagai hiburan tradisional yang mengakar kuat dalam budaya masyarakat.

Camat Gebog, Fariq Mustofa menyampaikan apresiasi yang mendalam atas pelaksanaan kegiatan budaya ini. Menurutnya, Sedekah Bumi bukan hanya ritual tahunan, tetapi juga cerminan filosofi kehidupan masyarakat. Pasalnya, menjunjung tinggi harmoni dengan alam.

“Saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh panitia, tokoh masyarakat, dan warga Desa Rahtawu atas terselenggaranya kegiatan ini. Sedekah Bumi bukan hanya tradisi tahunan, tetapi juga ungkapan rasa terima kasih dan syukur kita kepada Sang Pencipta atas limpahan rezeki, hasil bumi, dan kesuburan tanah,” ucapnya.

RAMAI: Seluruh masyarakat Desa Rahtawu menikmati rangkaian kegiatan pesta rakyat Langen Beksan di Aula Balai Desa akhir pekan lalu. (DYAH NURMAYA SARI/JOGLO JATENG)

Lebih lanjut, dalam balutan tradisi Apitan, masyarakat juga menghaturkan doa keselamatan dan kesejahteraan. Kegiatan ini, katanya, menjadi simbol penghormatan terhadap para leluhur sekaligus menjadi pengingat pentingnya menjaga kelestarian alam.

“Melalui ritual doa dan prosesi adat budaya, kita diingatkan bahwa bumi bukan hanya sumber daya tetapi juga tempat hidup kita yang harus dirawat. Pagelaran Langen Beksan menjadi bentuk nyata dari semangat kita dalam nguri-uri budaya,” tambahnya.

Sementara itu, Sekretaris Desa Rahtawu, Agung Darmono menjelaskan, Sedekah Bumi telah menjadi bagian dari identitas masyarakat Desa Rahtawu sejak dahulu. Agenda ini juga sudah menjadi adat di Desa Rahtawu sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan desa yang aman dan hasil bumi yang melimpah.

“Wujud syukur itu kami tampilkan lewat kesenian Langen Beksan yang merupakan warisan leluhur,” paparnya.

Ia menambahkan, perkembangan Desa Rahtawu sebagai desa wisata yang semakin dikenal. Hal tersebut memberikan dampak positif terhadap ekonomi warga.

“Alhamdulillah, Desa Rahtawu saat ini berkembang sebagai desa wisata. Ini tentu membantu pendapatan desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semua ini berkat sinergi antara pemerintah desa, kecamatan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan dinas terkait,” imbuhnya. (uma/fat)