Indeks

Serius Tangani Stunting, Pemkab Sleman Gencarkan Deteksi Dini

PENGECEKAN: Petugas kesehatan Puskesmas Mlati 1 melakukan pemeriksaan anemia terhadap puluhan siswi MAN 3 Sleman, belum lama ini. (ISTIMEWA/JOGLO JOGJA)

SLEMAN, Joglo Jogja – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman terus berkomitmen untuk menurunkan angka stunting di wilayahnya. Upaya tidak hanya dilakukan pada bayi maupun ibu hamil, tapi juga pada remaja melalui program deteksi dini sejak remaja atau sebelum menikah.

Sekretaris Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Sleman, Wildan Solichin mengatakan, kasus stunting tidak terjadi begitu saja. Pasalnya, banyak faktor yang membuat tumbuh kembang anak tidak berjalan dengan baik.

“1.000 hari pertama kehidupan merupakan langkah penting untuk mencegah terjadinya stunting. Meski begitu, potensi stunting juga bisa terdeteksi sejak remaja hingga jelang menikah,” katanya, Kamis (25/4/24).

Pemkab terus menggencarkan program screening anemia untuk remaja putri. Kasus anemia menjadi salah satu indikasi, sehingga saat ada remaja yang kekurangan darah harus ditangani, karena bisa memberikan dampak pada saat berumah tangga, khususnya memperbesar peluang melahirkan anak stunting.

“Upaya pencegahan juga dilakukan dengan kerja sama dengan Kantor Urusan Agama (KUA) dalam program bimbingan calon pengantin. Diharapkan tiga bulan sebelum menikah, calon mempelai mengikuti program tersebut,” ungkapnya.

Dikatakan, potensi melahirkan stunting bisa dilihat dari ciri fisik mulai dari tubuh calon mempelai perempuan kurus, lingkar lengan kurang 23,5 centimeter, lemah, lesu, mengantuk dan lainnya. “Antisipasinya, jika ditemukan maka akan diberikan perawatan, sehingga dalam tiga bulan bisa mencapai angka yang diinginkan. Dengan begitu, peluang melahirkan stunting bisa dicegah,” imbuhnya.

Wildan menambahkan, untuk penanganan bisa dilakukan dengan pemberian tablet tambah darah hingga pemberian makan-makanan yang bergizi. “Stunting harus dicegah karena dampaknya akan berpengaruh terhadap masa depan anak,” tuturnya.

Sebelumnya, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengatakan, program penanggulangan stunting berjalan dengan bagus. Hal ini terlihat dari angka penurunan yang mencapai 2,37% di 2023. Turun dari angka 6,88% menjadi 4,51%.

“Upaya memerangi masalah ini akan terus dilakukan guna mewujudkan zero new stunting yang ditandai dengan angka kasus menurun tiap tahunnya. Upaya pencegahan telah dilaksanakan dengan menggelar workshop rembuk stunting yang melibatkan berbagai kalangan dari lintas sektor,” terangnya.

Pasalnya, keberhasilan menurunkan stunting tidak lepas dari kerja sama semua pihak. Salah satunya yang dilakukan oleh Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) di Kabupaten Sleman. “Tentunya penanganan tidak hanya dilakukan pemerintah, tapi juga oleh organisasi kemasyarakatan guna memaksimalkan dalam upaya pencegahan,” tandasnya. (bam/abd)

Exit mobile version