PEMALANG, Joglo Jateng – Pemerintah Desa Kaligelang, Kecamatan Taman, bersama Mahasiswa KKN-Tematik Universitas Alma Ata Yogjakarta kreasikan inovasi olahan Bolu Kukus dengan berbahan dasar Buah Sawo. Pemilihan buah yang identik dengan warna coklat itu karena melihat banyaknya jumlah petani buah sawo di Desa Kaligelang, serta menilik seribu satu manfaat buah yang telah dikenal akrab oleh masyarakat Indonesia.
Siti Shopiatun, sebagai Ketua Tim Penggerak PKK, Desa Kaligelang, Kecamatan Taman, menuturkan kehadiran para mahasiswa KKN dari Universitas Alma Ata Yogyakarta menjadi angin segar untuk warga sekitar. Terutama para petani Buah Sawo yang biasanya hanya menjual langsung hasil panen mereka, dan di inovasikan untuk diolah sebagai kue yang lezat, bergizi serta menambah nilai jual hasil panen.
“Kalau disini banyak petaninya, tapi biasanya cuman dijual saja, nah para anak-anak dari Universitas Alma Ata berinisiatif untuk mengolahnya. Alhamdulillah banyak masyarakat yang mau, salah satunya Pak Lukman petani asli sini,” ucapnya.
Sebagai perwakilan mahasiswa KKN, Melanie Arbayah, ‘Aisyah Nurul Fadilah dan Aisyah Muttawaroh melihat antusiasme warga dalam kegiatan pelatihan pembuatan Bolu Kukus sangat besar. Dijelaskan oleh Melanie, kandungan gizi dalam buah sawo sangat kaya, dari karbohidrat, serat, vitamin A, C, Zat besi, kalsium dan fosfor yang pastinya bermanfaat untuk kesehatan.
Sehingga, sawo tersebut diolah lebih lanjut menjadi Bolu Kukus dengan rasa yang lebih nikmat dan menarik untuk dikonsumsi anak-anak. Harapannya inovasi ini bisa terus berlanjut dikembangkan bukan hanya untuk konsumsi pribadi, namun masuk jadi mata pencaharian masyarakat Kaligelang yang mayoritas berprofesi sebagai petani.
“Kalau kami ingin masyarakat lebih berkembang, jadi terciptalah ide membuat Bolu Kukus berbahan utama Buah Sawo. Kandungan gizinya yang sudah tidak diragukan lagi jadi alasan utama kita, namun dibalik itu olahan ini harapannya bisa dikembangkan lagi,” terangnya.
Selain pengolahan sawo, 40 mahasiswa KKN Universitas Alma Ata Yogyakarta juga mengadakan kegiatan pendampingan UMKM lokal, beberapa materi yang diberikan yaitu manajemen usaha, dan pemasaran online melalui media sosial. Harapannya, inisiatif ini tidak hanya memperkenalkan inovasi dalam produk lokal, tetapi juga memberdayakan warga setempat untuk berkontribusi pada pengembangan ekonomi desa yang berkelanjutan. (fan/rds)