REMBANG, Joglo Jateng – Pemerintah Kabupaten Rembang melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) memulai program vaksinasi sapi untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK). Saat ini virus tersebut telah menginfeksi sejumlah hewan ternak di wilayah itu.
Program vaksinasi ini mulai digencarkan dengan menyiapkan sebanyak 250 dosis vaksin yang akan disalurkan dalam beberapa hari ke depan. Hingga saat ini, tercatat sebanyak 101 kasus PMK di Rembang.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Rembang, Agus Iwan Haswanto mengungkapkan, pihaknya telah membentuk enam tim dokter hewan yang akan melaksanakan vaksinasi ini. Setiap tim diberi tugas untuk mendistribusikan vaksin secara merata ke wilayah-wilayah yang terinfeksi. Menurut Agus, vaksinasi ini dijadwalkan selesai hari ini.
“Kami bentuk enam tim dokter hewan. Vaksinasi dimulai hari ini, dan paling lambat Rabu, 250 dosis vaksin sudah selesai,” tuturnya, Selasa (14/1/25).
Agus menyampaikan, untuk tahap berikutnya, Pemkab Rembang telah mengajukan tambahan 5.000 dosis vaksin kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Pengajuan ini dilakukan untuk memastikan kelancaran program vaksinasi lanjutan dalam menangani penyebaran PMK yang lebih luas di daerah tersebut.
“Sasaran vaksinasi adalah sapi yang benar-benar sehat. Kami melakukan screening terlebih dahulu untuk memastikan minimal tidak ada demam serta tidak ditemukan ciri-ciri gejala PMK seperti air liur berlebihan atau luka di kuku,” imbuhnya.
Pada hari pertama vaksinasi, tim Dintanpan menargetkan wilayah Kecamatan Kaliori dan Sedan untuk distribusi dosis vaksin. Proses vaksinasi akan terus berlangsung hingga hari ini, dengan harapan dapat menyelesaikan distribusi vaksin tahap awal secara tepat waktu.
PMK sendiri merupakan penyakit yang dapat menular dengan cepat antar ternak, terutama sapi. Penyebaran PMK yang cepat berpotensi mengganggu sektor peternakan di Rembang, yang merupakan salah satu komoditas utama penghidupan masyarakat setempat.
“Semoga langkah vaksinasi ini diharapkan dapat mengurangi risiko penularan dan melindungi populasi sapi dari infeksi yang lebih parah,” harapnya. (uma/fat)