SEMARANG – Satpol PP Kota Semarang sejak beberapa bulan lalu menggencarkan razia penggunaan masker kepada warga. Hasilnya, warga yang terpergok tak pakai masker didominasi kalangan anak muda.
Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto menjelaskan, sebenarnya pihaknya menggencarkan razia masker sejak pertama kali pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) pada Maret 2020 silam. Namun mulai 16 September lalu Kota Semarang mulai razia gabungan dengan unsur TNI Polri Dinas kesehatan dan lainnya. Hingga 8 Oktober, pihaknya berhasil menjaring 1497 warga yang tak pakai. Ironisnya, pelanggar terbesar didominasi anak muda.
“Hampir mayoritas pelanggar itu anak anak muda. Ada 85% anak muda yang terpergok tak pakai masker. Mereka ini masih remaja semua,” kata Fajar di Semarang, kemarin.
Fajar menjelaskan, para anak muda itu tak pakai masker dengan berbagai alasan. Di antaranya yaitu tak meyakini adanya corona. “Mereka ini tak meyakini Corona seperti apa. Mereka berargumen hingga saat ini aja obatnya belum ditemukan. Obatnya masih variatif dan dalam penelitian. Sehingga anak muda ini menyepelekan,” jelasnya.
Selain karena tidak percaya adanya Corona, anak muda juga banyak yang mengaku lupa dan tidak membawa masker saat bepergian. “Ada juga pernah pengendara mobil tak pakai masker, alasannya tidak nyaman. Katanya maskernya kualitasnya jelek sehingga menimbulkan rasa gatal dan pengap, akhirnya dilepas,” sambung dia.
Fajar mengatakan, pihaknya telah bergerak melakukan inovasi tindakan sanksi agar kesadaran masyarakat menggunakan masker bisa meningkat. Di antaranya yaitu penerapan sanksi menyapu jalanan, hukuman fisik, dan menyapu komplek makam.
Ia pun menghimbau kepada seluruh warga terutama kaum muda agar benar benar patuh protokol kesehatan utamanya memakai masker. Pasalnya, siapapun berpotensi bisa terpapar Covid-19. “Jangan menyepelekan Corona. Mau bayi, remaja ataupun orang tua, semua berpotensi kena (Corona),” tandas Fajar. (git/gih)