Tak Tergoncang Pandemi, Laba Bank Jateng Meningkat

direksi Bank Jateng
PENDAPATAN MENINGKAT: Jajaran direksi Bank Jateng memaparkan kinerja Bank Jateng sepanjang tahun 2020 yang mengalami peningkatan, di Semarang, Jumat (29/1). (KUKUH / JOGLO JATENG)

SEMARANG – Meski diterpa pandemi Covid-19, Bank Jateng justru mampu memperoleh hasil yang signifikan. Direktur Utama Bank Jateng, Supriyatno mengatakan, pihaknya mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,12 triliun pada tahun 2020.

Laba bersih tersebut mengalami peningkatan 6,51 persen jika dibandingkan pada tahun 2019 yang mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,05 triliun. Sementara pada tahun 2018 mendapat laba bersih sebesar Rp 1,25 triliun.

“Ini menggambarkan bahwa optimisme Bank Jateng masih terlihat begitu nyata meskipun di tengah-tengah pandemi,” ujar Supriyatno dalam media gathering, Jumat (29/1).

Baca juga:  Tim Voli Berlian Bank Jateng Siap Berlaga di Livoli Divisi Utama 2023

Peningkatan tersebut menjadikan Bank Jateng sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Tengah (Jateng) dengan angka pendapatan asli daerah (PAD) terbesar.  Ia menyebutkan, pada tahun lalu, nilai aset, dana pihak ketiga (DPK), serta realisasi kredit dan pembiayaan di Bank Jateng mencapai rekor tertingginya dalam lima tahun terakhir.

“Pendapatan asli daerah (PAD) yang terbesar di antara BUMD (di Jateng) adalah dari Bank Jateng,” imbuhnya.

Nilai aset Bank Jateng pada 2020 tercatat mencapai Rp 73,11 triliun atau mencapai 104,32 persen dari target yang ditentukan. Jumlah ini terus meningkat, karena pada tahun lalu mencapai Rp 71,89 triliun. Sedangkan pada 2018, nilai aset berada di angka Rp 66,85 triliun. Sementara itu, pada 2017 dan 2016 jumlahnya hanya Rp 61,47 triliun dan Rp 51,25 triliun.

Baca juga:  Anggota Fraksi PKS Sarankan PT Aneka Usaha Dipailitkan

Kemudian, Direktur Keuangan Bank Jateng, Dwi Agus Pramudya mengatakan, tahun ini ekonomi masuk dalam fase pemulihan. Kemudian, ia menyebutkan, pihaknya akan meningkatkan target DPK tahun 2021 lebih sebesar Rp 64,142 triliun

“Kami merencanakan akan bisa menghimpun dana pihak ketiga, naik 8,76 persen dibandingkan realisasi kami tahun 2020,” imbuhnya.

Dwi Agus menjelaskan, DPK ini akan terdiri dari giro sebesar Rp 12,828 triliun, tabungan sebesar Rp 26,940 triliun dan deposito senilai Rp 24,374 triliun. Ia juga menuturkan, DPK ini akan disalurkan ke dalam kredit dengan target lebih tinggi dari tahun lalu, yakni sebanyak 4,17 persen.

Baca juga:  Dewan Ingatkan Bupati tak Gegabah dalam Seleksi Direksi

“Sehingga mencapai angka Rp 53,238 triliun,” imbuhnya.

Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan Bank Jateng masih menunjukkan tingkat kesehatan di peringkat dua atau dalam kategori sehat per 30 Juli 2020.(akh)