Kuota Pupuk Subsidi Sleman akan Ditambah

GIAT: Buruh tani menaburkan pupuk subsidi untuk tanaman padi di sawah Desa Kedungboto, Kesamben, Jombang, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. (ANTARA/JOGLO JOGJA)

SLEMAN, Joglo Jogja – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman melalui Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) menyebut, para petani di Bumi Sembada akan mendapat tambahan kuota pupuk bersubsidi. Adanya penambahan pupuk itu diharapkan mampu mencukupi kebutuhan pupuk bagi petani di Sleman.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, DP3 Sleman Siti Rochayah mengatakan, kuota alokasi pupuk bersubsidi di Kabupaten Sleman sudah ditetapkan. Namun berdasarkan informasi dari Kementerian Pertanian (Kementan), akan ada penambahan kuota bagi para petani.

“Memang rencananya akan ada penambahan kuota pupuk subsidi. Ini tidak hanya terjadi di Sleman, tapi di seluruh daerah di Indonesia. Tapi untuk realisasinya dan jumlahnya, kami masih  dari Pemerintah Pusat,” katanya, Selasa (16/4/24).

Dengan demikian, dinas terkait belum bisa membeberkan secara rinci jumlah tambahan pupuk bersubsidi untuk petani Sleman. “Nunggu kuota dari provinsi. Mekanisme tambahan dari Pemerintah Pusat juga belum keluar. Tapi kami berharap bisa segera direalisasikan, agar kebutuhan bagi petani bisa tercukupi,” ungkapnya.

Sementara itu, sebelum adanya wacana penambahan kuota pupuk di Sleman, Sub Koordinasi Bina Produksi Tanaman Pangan, DP3 Sleman Sumarno mengaku, Sleman sudah mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi di 2024. Namun kuotanya tidak begitu banyak.

“Tahun ini, kuota pupuk bersubsidi jenis Urea seberat 5.641 ton dan NPK atau Phonska sebanyak 3.516 ton. Dibandingkan dengan tahun lalu, kuotanya turun jauh. Sebab, untuk Urea tahun lalu dapat 11.641 ton dan Phonska ada 7.070 ton,” ungkap Sumarno.

Ia tidak menampik ada wacana penambahan kuota di tahun ini. Namun dengan kuota yang ada saat ini, maka akan berpengaruh terhadap jatah pupuk untuk masing-masing petani. Ia mencatat, di Sleman ada sekitar 53.000 petani yang masuk Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK).

“Nanti menebusnya tetap melalui kartu tani dan setiap kartu yang dipegang petani sudah ada kuotanya sendiri-sendiri. Tapi, memang jumlahnya tidak sebanyak tahun lalu,” tandasnya. (bam/abd)