Agustina-Iswar Diharapkan Jaga Keseimbangan Ekonomi dan Lingkungan

KONDISI: Banjir yang agak surut di sepanjang Jalan Kaligawe, Kecamatan Gayamsari, beberapa waktu lalu. (FADILA INTAN QUDSTIA/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Tengah (Jateng) berharap kepada Pasangan Wali Kota dan Wakil Walikota Semarang terpilih Agustina- Iswar untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan lingkungan. Sebab, persoalan lingkungan masih menjadi pekerjaan rumah bersama.

Manager Advokasi dan Kampanye Walhi Jateng, Iqbal Alma mengungkapkan selama ini di Kota Semarang secara perekomian naik. Tetapi hal itu semakin banyak terjadi kerusakan pada lingkungan, sehingga terjadinya banyak fenomena bencana dimana-mana.

“Pertumbuhan ekonomi jangan sampai melupakan keutuhan dari kondisi lingkungan daya dukung dan daya tampung. Itu yang harus dijaga untuk Semarang. Jadi lingkungan dan ekonomi bukan pilihan tapi keduanya harus dilakukan bagaimana akhirnya wali kota harus bersikap adil,” ucapnya saat dihubungi Joglo Jateng, Senin (30/12/24).

Baca juga:  Disdik Kota Semarang Berencana Akuisisi 2 Sekolah Swasta

Lebih lanjut, ia menerangkan, sejauh ini Kota Semarang memiliki segudang masalah terkait dengan isu lingkungan. Persoalan itu tersebar di berbagai wilayah, baik bagian atas, tengah sampai pesisir.

“Kita bisa lihat dari bencana, tanah longsor, banjir itu jadi salah satu warning atau prioritas dalam menyelesaikan masalah lingkungan,” jelasnya.

oppo_2

Salah satu contoh dari persoalan lingkungan yaitu banjir. Menurutnya, Kota Semarang memiliki semua tipe banjir, antara lain banjir dikirim dari atas, banjir yang terjadi di lokal, dan banjir yang berasal dari laut.

“Beberapa rekomendasi contohnya, untuk masalah drainase itu perlu disiapkan bahkan sejak menjadi wilayah rawan banjir, Semarang sendiri akhirnya harus siap kalau memang terjadi musim penghujan,” ungkapnya.

Ia menambahkan, ada juga banjir di bagian darat dan laut yang terjadi di wilayah pesisir. Menurutnya, hal ini harus segera diselesaikan karena sampai saat ini wilayah tersebut masih sering menumpuk genangan airnya.

Baca juga:  Desain ala Selebritas Jadi Tren Perhiasan 2025

“Ketiga, dari atas Semarang harus berani mengkoordinir wilayah atasnya karena banjir di Semarang berasal dari Kabupaten Semarang, Boja. Maka koordinasi lintas wilayah harus dilakukan dalam menyelesaikan banjir,” katanya.

Di sisi lain, ia menilai permasalahan di wilayah pesisir Semarang masih dibutuhkan pengelolaan yang baik, karena orientasi rencana di pesisir masih terkait dengan hilirisasi. Padahal, di sana masih ada masalah rob, abrasi, land subsidence atau penurunan muka tanah yang berasal dari ekstraksi air tanah.

Bahkan, wilayah pesisir masih dibebankan untuk peruntungan perusahaan industri, misalnya terjadi di Kecamatan Tugu yang segera dibangun industri besar di sana. “Pemerintah berencana untuk mereklamasi 750 an hektare. Padahal itu merupakan wilayah tangkap nelayan,” ujarnya.

Baca juga:  Refleksi Akhir Tahun, Pj Gubernur Jateng Ungkap Capaian Kinerja 2024

Dengan demikian, Iqbal sapaan akrabnya melanjutkan, Kota Semarang akan masuk ke dalam wilayah sosial ekologis, sehingga pembangunan ini sangat berimbas terhadap permasalahan lingkungan.

“Jadi konteks kerusakan lingkungan di Kota Semarang sudah cukup crowded, di sisi lain Semarang memiliki keinginan untuk memperluas wilayahnya sehingga wilayah atas semakin merambah,” katanya.

Ia menjelaskan, berbagai persoalan terkait isu lingkungan menjadi tantangan besar bagi Wali Kota Semarang berikutnya. Dalam hal ini, mereka akan ditempatkan pada dua pilihan. Yakni, antara pilihan rasional kebijakan yang dipilih pemerintah yang menempatkan ekonomi sebagai garda terdepan, atau mempertimbangkan keberlangsungan ekologis. (int/gih)