PATI, Joglo Jateng – Hasil produksi telur di Kabupaten Pati sulit terserap meski produksinya sedang meningkat. Kondisi ini pun berdampak terhadap harga telur ayam di pasaran yang terus merosot.
Kepala Disdagperin Kabupaten Pati, Hadi Santosa mengatakan, produksi telur ayam di daerahnya memang sedang tinggi. Ia menyebut, saat ini di Pati ada produksi telur hingga 20 ton per nya.
“Peningkatan jumlah populasi ayam petelur hingga 200ribuan. Sehingga ada tambahan produksi telur sementara permintaan berkurang,” ujar dia.
Kondisi ini pun berdampak terhadap harga telur di pasaran yang mengalami penurunan. Pihaknya mencatat harga di pedagang mencapai Rp 27 ribu sementara di tingkat peternak antara Rp 23 hingga Rp 24 ribu per kilogram.
Pihaknya juga telah mengambil sejumlah langkah untuk dapat membantu peternak. Di antaranya mengimbau aparatur sipil negara (ASN) untuk dapat membantu membeli telur dari peternak. Selain itu juga berencana mengundang sejumlah toko besar di Pati.
“Kami rencananya undang toko-toko besar di Pati. Dengan harapan mereka bisa membeli telur dari lokal Pati saja,” ucapnya.
Dengan berbagai langkah itu, diharapkan permintaan telur ayam di Pati bisa kian meningkat. Sehingga harga di pasaran dapat kembali stabil.
“Tentu harapan kami harga cukup baik untuk peternak, pedagang maupun pembeli sementara tingkat penjualan juga bisa tinggi,” harapnya. (lut/fat)