Pati  

Pengrajin Obat Herbal di Kabupaten Pati Turun Omset

UMKM Pariwisata Pati
DILATIH: Pelatihan market digital bagi pelaku UMKM Kabupaten Pati yang digelar belum lama ini. (ACHWAN / JOGLO JATENG)

PATI, Joglo Jateng – Pengrajin obat herbal di Kabupaten Pati mengalami penurunan omset selama pandemi. Hal tersebut disebabkan masyarakat lebih memilih produk obat modern pabrikan ketimbang ramuan tradisional. Untuk bertahan mereka terus menggencarkan promosi lewat berbagai even dan pemasaran online.

Ketua Paguyuban Penyehatan Tradisional Gayatri Indah Susanti menyatakan, untuk bertahan secara kolektif mereka telah mendirikan kelompok empat bulan lalu. Berdirinya Gayatri bertujuan untuk mengakomodir usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bidang kesehatan.

Perempuan yang juga merupakan pemilik salah satu merk ramuan tradisional menuturkan, penurunan omset selama pandemi Covid-19 cukup signifikan. Sebelum pandemi Covid-19 omsetnya sampai Rp 6 juta, namun saat ini omsetnya hanya mencapai Rp 4 juta perbulan.

Baca juga:  Kirim Belasan Atlet, NPCI Pati Yakin Raih Tiket Peparnas

“Meskipun pandemi tapi ada penurunan penjualan. Sepertinya masyarakat lebih memilih obat-obat pabrikan sebagai solusi menjaga kebugaran. Sebelum pandemi omset bisa sampai 6 juta perbulan,” terangnya, belum lama ini.

Ia mengungkapkan untuk bertahan pihaknya menginisiasi pendirian kelompok. Fungsinya sebagai wadah dalam upaya meningkatkan mutu produk dan forum komunikasi untuk mengatasi masalah. Selain itu keberadaan paguyuban tersebut memudahkan dalam berkoordinasi dengan pemerintah untuk sejumlah kepentingan.

“Selain pelaku UMKM yang mengolah ramuan tradisional, anggota kelompok ini juga dari terapi kesehatan dengan metode tradisional. Mulai dari pijat saraf, bekam dan lain sebagainya,” nterangnya belum lama ini.

Baca juga:  Peduli Banjir Pati, TP PKK Kabupaten Pati Salurkan Bantuan di Desa Babalan

Ia berharap dengan adanya paguyuban yang diakui secara resmi oleh pemerintah, berbagai permasalahan yang dihadapi pengrajin ramuan dan terapis tradisional dapat diterakomodir. “Teman-teman yang mempunyai keterampilan atau olahan ramuan tradisional bisa bergabung,” tuturnya.

Meskipun para pelaku penyehat tradisional sangat terdampak lesunya permintaan konsumen, ia mengaku tetap optimis dan berkeinginan meningkatkan mutu produk dan layanan kesehatan resep leluhur yang diwariskan turun temurun.

“Bagi teman-teman yang mempunyai produk ramuan herbal atau keterampilan kesehatan bisa masuk paguyuban ini. Keterampilan itu ada pijat, baby spa atau bekam. Ramuan yang diproduksi juga beragam ekstrak jahe, kunyit dan rempah-rempah yang memiliki khasiat tinggi,” tandasnya. (ahw/fat)

Baca juga:  BNPB Modifikasi Cuaca hingga Mapping Bencana