BATANG, Joglo Jateng – Bupati Wihaji meminta nelayan Kabupaten Batang untuk tidak turut melakukan demontrasi turun kejalan. Pasalnya, aspirasi para nelayan yang disampikan oleh jajaran pengurus Dewan Pimpinan Cabang Hubungan Nelayan Seluruh Indonesia (DPC HNSI) Batang sudah diteruskan ke Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Penyampaian aspirasi itu, tentang izin melaut nelayan yang menggunakan kapal di bawah 30 GT (Gross Tonnage) yang sampai sekarang belum keluar. Dan hal tersebut menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi. Oleh karena itu, hingga sekarang nelayan di Batang belum bisa melaut.
Ia menyampaikan, keluhan para nelayan sudah ia sampaikan kepada Gubernur Jawa Tengah. Kemudian Gubernur Jateng akan segera mengurus hal itu, serta akan turun langsung untuk menangani hal tersebut.
“Aspirasi para nelayan sudah saya sampaikan ke Pak Ganjar saat kegiatan di Hotel Alila Kota Solo, Sabtu (5/2),” tegasnya saat ditemui di kantornya, Senin (7/2).
Sementara itu, Ketua DPC HNSI Batang Teguh Tarmujo mengatakan, mangpresasi upaya bupati yang telah menyampaikan aspirasi nelayan Batang ke Gubernur Jawa Tengah. Ia mengatakan, masyarakat nelayan sudah mengikuti apa yang menjadi kebijakan Pemerintah Pusat. Untuk beralih dari alat tangkap cantrang ke jaring taring berkantong. Namun demikian, hingga saat ini Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) belum ada yang keluar.
“Sembari mengurus izin beralih alat tangkap ke jaring tarik berkantong. Kita memang menuntut pemerintah provinsi agar ada kelonggaran dan toleransi kapal dibawah 30 GT bisa berangkat,” jelasnya.
Ia pun berharap, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk konfirmasi dan berkomunikasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Karena wilayah tangkapan ikan nelayan Batang sampai ke perairan Kalimantan dan Sumatra.
“Harapanya kita, diskusi kebijakan toleransi Gubernur Jateng dikonfirmasikan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Supaya tidak ada penindakan-penindakan yang dilakukan oleh Kementerian terhadap nelayan Batang,” ungkapnya.
Ia mengatakan, ada sekitar 155 kapal di bawah 30 GT eks kapal yang menggunakan alat tangkap cantrang, hampir 100 persen SIPI nya belum keluar. Adapun diatas 30 GT ada sekitar 40 kapal hampir tidak ada masalah.
“Sudah hampir satu bulan nelayan kita tidak melaut. Padahal sebentar lagi masuk bulan puasa. Tentunya kebutuhan keluarga nelayan semakin meningkat. Sedangkan keuangannya sudah semakin menipis dan banyak yang sudah mengalami kesulitan ekonomi,” paparnya. (hms/all)