Luncurkan Kudus Asik, Bantu Realisasikan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

  • Bagikan
ASIK: Bakti Lingkungan Djarum Foundation melalui Vice President Director Djarum Foundation F.X. Supanji (ke-6 dari kiri) meluncurkan Kudus Asik bersama Bupati Kudus Hartopo dan perwakilan sejumlah institusi pemerintahan, Senin (13/03). (HUMAS/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Sebagai upaya membantu Pemerintah Kabupaten Kudus menciptakan lingkungan yang bersih dan terjaga lewat pengelolaan sampah berkelanjutan, khususnya menuju zero waste, zero emission (ZWZE) 2040. Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) meluncurkan Program Kudus Asik, yang mana inisiasi program ini telah didorong sejak tahun lalu lewat kampanye digital.

President Director Djarum Foundation F.X. Supanji menjelaskan, melalui program Kudus Asik, BLDF mensosialisasikan dan meningkatkan kesadaran generasi muda Kudus untuk berpartisipasi langsung menjaga lingkungan agar lebih Apik dan Resik. Program ini juga bekerja sama dengan 278 mitra di Kudus untuk memilah sampah organik menjadi kompos.

“Aktivitasnya lewat fasilitas pengomposan di Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) BLDF. Mitra kami diantaranya ada catering, rumah makan, hotel, fasilitas kesehatan dan pendidikan, panti asuhan, pondok pesantren, mitra korporasi, pasar tradisional, dan masyarakat desa di Kudus,” paparnya.

Program ini menjadi upaya BLDF dalam tata kelola sampah melalui pengurangan jumlah sampah organik di daerah hulu. Upaya pengelolaan sampah organik melalui Kudus Asik ini dipercaya akan berdampak secara signifikan pada penurunan emisi karbon.

Salah satu mitra BLDF, pemilik rumah makan Selat Solo Mami Bertin mengungkapkan, dirinya merasa terbantu dengan adanya kerja sama ini. Terlebib ia dapat berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Lewat program Kudus Asik, sampah organik dari rumah makannya dapat terolah menjadi kompos dan tidak terbuang sia-sia di TPA.

Sementara itu, Bupati Kudus Hartopo menyampaikan, Kudus telah melakukan berbagai upaya untuk mengolah sampah organik menjadi kompos atau maggot. Diantaranya seperti menjalankan Pusat Daur Ulang (PDU), mendorong program buang sampah dibayar dengan sampah (Busadipah), mengoptimalkan kinerja bank sampah unit desa (BSU), dan kolaborasi dengan berbagai pihak.

“Kami mengapresiasi upaya BLDF dalam program Kudus Asik yang mendorong kesadaran anak muda untuk masa depan lingkungan yang berkelanjutan. Serta bermitra dengan berbagai pihak untuk mengelola sampah organik secara end-to-end,” tuturnya. (mey/fat)

  • Bagikan