PATI, Joglo Jateng – Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana (Jampisawan) menggelar upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia (RI) di tengah Sungai Juwana pada Sabtu (17/8/24). Upacara ini berjalan khidmat seperti pada umumnya.
Para petugas upacara berdiri di atas perahu yang telah ditata di tengah sungai yang berada tepat di bawah Jembatan Sampang, Desa Purworejo, Kecamatan Pati. Mereka bertugas sebagai inspektur upacara, pemimpin upacara hingga paduan suara.
Ada juga tiang bendara yang ditancapkan di tengah sungai itu. Adapun untuk pengibaran benderanya dilakukan oleh tiga pemuda yang berenang memakai pelampung dari tepi Sungai Juwana.
Upacara ini diikuti oleh puluhan masyarakat dari bermacam lantar belakang. Mulai dari petani, nelayan, para pegiat lingkungan, organisasi masyarakat, pemerintah setempat, dan anak-anak sekolah.
Pemimpin upacara, Kiai Ali Mustofa menyampaikan pesan penting dengan diadakannya upacara ini. Menurutnya, peringatan ini menjadi momentum pengingat untuk menjaga kelestarian Sungai Juwana.
“Keprihatinan kita adalah ketika sungai ini sudah tercemar dari limbah apa pun. Yang paling parah ketika ada masyarakat yang membuang sampah di sungai ini,” ungkapnya.
Ia menilai masalah pencemaran di Sungai Juwana tak bisa dianggap sepele dan sudah seharusnya mendapatkan perhatian serius. Baik itu dari pemerintah maupun elemen masyarakat.
“Itu perlu penanganan serius sekaligus juga penanggulangan. Belum lagi ada racun limbah pertanian yang menimbulkan residu yang luar biasa. Sehingga yang terkena dampaknya nelayan di Sungai ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Juru Bicara Jampisawan, Ari Subekti menambahkan, upacara ini bertemakan “Merdeka dari Pencemaran”. Tema ini diambil bertujuan untuk mengajak semua pihak melestarikan ekosistem yang ada Sungai Juwana.
Ia berharap, dengan adanya upacara ini bisa menyadarkan masyarakat tentang pentingnya keberadaan Sungai Juwana. Menurutnya, sungai merupakan sumber segala kehidupan manusia dan makhluk lainnya.
“Harapan kami, sungai yang dulunya menjadi awal peradaban itu harus menjadi peradaban baru. Artinya orang melihat kali itu menjadi sesuatu yang sangat penting menjadi urat nadi kehidupan seluruh manusia,” ucapnya. (lut/fat)