SEMARANG, Joglo Jateng – Semangat untuk mengejar prestasi, hingga kini masih dimiliki oleh para pelajar di SMA N 3 Semarang. Mereka mendapat banyak motivasi dari para guru dan kakak kelas yang telah berhasil meraih medali di Olimpiade Sains Nasional (OSN). Tahun ini, sekolah yang berlokasi di jantung Kota Atlas tersebut berhasil meraih medali terbanyak OSN 2024 di Provinsi Jawa Tengah.
Koordinator OSN SMA N 3 Semarang, Pujiono menuturkan, setiap tahun ada lebih dari 100 siswa yang mantap mengikuti seleksi Olimpiade Sains Sekolah (OSS). Jumlah tersebut terbagi ke dalam sembilan bidang mata pelajaran.
“Yang ikut seleksi itu 100 lebih, kadang 120 kadang 150. Yang diambil sesuai kuota. Jadi kalau OSK (Olimpiade Sains Kota, Red.) itu maksimal per sekolah itu per mapelnya 5 siswa,” jelasnya, beberapa waktu lalu.
Biologi, kata dia, menjadi bidang yang paling diminati para siswa. Sebab, mereka ingin mengejar prestasi dan melanjutkan pendidikan di kedokteran. “Tetapi kalau seperti bidang saya itu kan geografi. Geografi itu nggak banyak, paling 15. Kadang 10 atau 12. Nanti kita ambil 5. Tetapi mereka yang ikut seleksi itu pinter-pinter. Sebagian di SMP sudah juara,” tambahnya yang juga menjadi koordinator bimbingan mapel geografi.
Para siswa yang maju untuk mengikuti OSN, imbuh Puji, diberi bimbingan dan dukungan penuh dari sekolah. Mereka harus mengikuti tahapan kompetisi di OSS, OSK, OSP (Olimpiade Sains Provinsi) hingga OSN dan bahkan sampai olimpiade sains tingkat internasioanal.
“Nanti kalau sudah lolos ke OSP atau OSN itu kan tinggal sedikit. Nanti kita kumpulkan di sini. Saya membakar semangat anak-anak di ruangan sini. Tak putarkan video-video motivator,” ucapnya kepada Joglo Jateng di salah satu ruang gedung utama sekolah, yang juga menjadi bangunan cagar budaya.
Selain menjadi guru pembimbing di sekolah, Puji juga mengaku ditunjuk untuk memberikan pangajaran kepada para siswa di tingkat Jawa Tengah untuk mapel geografi. Ia bersama instruktur lainnya membimbing para siswa yang akan maju di tingkat nasional. Di pemusatan latihan daerah ini, kebanyakan instruktur pasti berasal dari kalangan dosen dari perguruan tinggi negeri.
Saat pelatda, lanjutnya, para siswa akan mendapat bimbingan intensif. Bukan hanya dari guru dan dosen, para medalist juga didatangkan untuk menyalakan semangat mereka. “Medalist itu yang dulu OSN, meraih medali dan masih di Indonesia. Kalau anak-anak kita itu kalau OSN sudah ikut medali, dapet beasiswa kabur (kuliah di luar negeri, Red.),” kata dia.
Puji menambahkan, umumnya para siswa yang berprestasi itu memang memiliki kecerdasan dan tekad yang kuat. Di samping belajar untuk meraih nilai setinggi mungkin, mereka juga mengikuti berbagai program seperti Beasiswa Indonesia Maju (BIM). Sekolah pun terus mendukung kemajuan para siswanya. “Kita peduli ya. Jadi kalau rapat memikirkan anak-anak itu kenceng. Semuanya ending-nya pasti bagus. Kita saling support, saling mendukung,” ujar dia. (adf/gih)