KUDUS, Joglo Jateng — Angka produk susu sapi perah di Kabupaten Kudus kurang dari 10 persen kebutuhan. Dalam catatan Bidang Peternak Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan), produksi susu hanya mampu memenuhi 8,84 persen dari kebutuhan.
Adapun hal itu dikarenakan jumlah peternak sapi perah Kudus 12 – 13 peternak dengan populasi sekitar 170 – 180 ekor sapi. Jumlah produksi susu dari jumlah tersebut dalam sehari hanya berkisar di angka 1.100 – 1.200 liter.
Kapala Bidang Peternakan Dispertan Kudus, Arin Nikmah mengungkapkan, pihaknya terus berupaya melakukan peningkatan susu. Salah satu upaya yang dilakukan yakni menekan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi.
“Dalam rangka meningkatkan produksi susu, yang kami dorong tentunya satu, kewaspadaan penyakit strategis. Kalau kemarin yang paling menyentuh perhatian PMK,” ungkapnya.
Menurut Arin, dalam jangka pendek PMK bisa menyebabkan kematian pada ternak. Namun penyakit ini dinilai bisa disembuhkan. Hanya saja, meskipun sembuh, ternak yang pernah terkena PMK menyebabkan produksi susu tidak maksimal atau menurun.
“Sehingga jangan sampai terulang. Untuk itu kami gencarkan vaksinisasi PMK untuk di ternak besar, baik sapi perah, sapi potong, maupun kerbau,” terang dia.
Selain kesadaran kesehatan hewan, pihaknya juga memberikan bantuan pakan hijauan ternak. Hijauan yang diberikan berupa pakan unggul bibit odot dan indigofera.
“Di mana kadar proteinnya sangat tinggi dan itu sangat baik untuk pertumbuhan hewan ternak. Kami fasilitasi 5 kelompok ternak yang sudah punya hamparan untuk hijauan,” kata Arin.
Selain itu, upaya lain mengajak peternakan menengah ke atas untuk menjalin kemitraan atau kerja sama dengan investor. Dari sisi pemerintah, kata dia, pihaknya akan memfasilitasi perihal perizinan dan pendamping. (nik/fat)