SEMARANG – Pelajar SMAN 3 dan SMAN 5 Kota Semarang mendeklarasikan gerakan cinta damai serta menolak demo dan tindakan anarkis di halaman sekolah masing-masing, kemarin. Aksi tersebut juga diisi dengan bakti sosial kepada pelajar kurang mampu dan warga sekitar yang terdampak Covid-19.
Ketua OSIS SMAN 3 Semarang, Latifatul Chairiyah mengatakan kegiatan tersebut merupakan inisiatif dari pelajar SMAN 3 Semarang yang digagas oleh pengurus OSIS dan MPK SMAN 3 Semarang.
“Kami pelajar yang sadar akan hal tersebut salah, mencanangkan membuat suatu gebrakan untuk mengenalkan siswa-siswi SMAN 3 Semarang itu bisa menyampaikan pendapat dan aspirasinya dengan cara yang lebih demokratis, benar, dan tidak anarkis seperti yang marak seperti saat ini,” katanya.
Latifatul berharap, pelajar harus lebih bijak dalam memilih platform untuk menyampaikan pendapat. Apalagi sebagai pelajar SMA yang masih di bawah lindungan dan naungan dari Komisi Perlindungan Anak hendaknya lebih berhati-hati. “Demo saat ini belum menjadi kewajiban dari siswa-siswi SMA. Kita masih memiliki banyak tempat untuk menyalurkan aspirasi, seperti melalui esai atau blog,” katanya.
Kepala Sekolah SMA 3 Semarang, Winarto, mendukung aksi yang diinisiasi oleh pelajar tersebut. Menurutnya, kegiatan itu terjadi karena mereka melihat kondisi di mana ada pelajar yang ikut demo beberapa waktu lalu. “Kami hanya memfasilitasi tempat, semua dari anak-anak. Demo bagi pelajar itu belum saatnya dan masih ada cara yang lebih bagus untuk menyampaikan aspirasi,” katanya.
Sementara itu, Ketua OSIS SMAN 5 Semarang, Muhammad Raffly Adrian P, kegiatan yang digelar di halaman sekolah itu dilakukan untuk menghindari aksi atau demo yang anarkis.
“Kami juga melakukan deklarasi cinta damai yang isinya pelajar kritis bukan anarkis, pelajar berintegritas bukan serba bebas, pelajar peduli sesama, dan pelajar mempunyai nilai atau berkarakter Pancasila,” pungkasnya. (git/gih)