KUDUS, Joglo Jateng – Balai Latihan Kerja (BLK) Kudus kembali akan melakukan pelatihan tahap III bagi pekerja rokok atau keluarga buruh rokok. Kali ini mereka akan mendapatkan pelatihan barista hingga roasting kopi dalam pelatihan yang akan digelar di 18 Oktober ini.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala UPTD BLK Dinas Tenaga Kerja Perindustrian Koperasi dan UKM (Disnaker Perinkop UKM) Kudus Sri Riswanti mengatakan, ada empat pelatihan yang dibuka di tahap III. Yakni digital marketing, hidroponik, barista, dan roasting kopi.
“Barista dan roasting kopi termasuk pelatihan yang baru kami gelar di tahun ini. Anggaran dalam melaksanakan pelatihan itu pun bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT),” ucapnya.
Pihaknya menyampaikan, pendaftaran pelatihan di empat kejuruan tersebut sendiri sudah ditutup 1 Oktober lalu. Akan tetapi bila ada yang datang sebagai indent maka pihak BLK akan membuka kembali.
Riswanti menambahkan, jika peserta untuk satu kelas masih kurang, pihaknya akan menghubungi peserta indent untuk masuk ke link penfaftaran. Kemudian untuk pelaksanaan pelatihan sendiri akan digelar pada pertengah Oktober hingga November.
“Jika ingin mendaftarkan diri bisa mendaftar di link pendaftaran www.umkmkudus.id. Dengan syarat KTP domisili Kudus, KK, dan yang pasti pekerja rokok atau keluarga buruh rokok,” tuturnya.
Selain itu, lanjutnya, bagi penyandang disabilitas bisa mengikuti pelatihan yang akan digelar tersebut. Namun ada catatan, dapat mengikuti pelatihan sebaik mungkin dan tidak ada kendala.
Hingga kini, peserta dari kejuruan yang masih kurang adalah untuk kejuruan digital marketing. Hal itu dikarenakan kelas yang dibuka cukup banyak, sampai 9 kelas dan membutuhkan 180 peserta
“Rooster cofee kurang satu kelas 20 orang. Rooster cofee yaitu mengolah bahan mentah kopi menjadi kopi kurang peminat. Peserta justru lebih menyukai barista atau proses meracik kopi,” imbuhnya.
Sri mengharapkan, pelatihan-pelatihan yang digelar oleh pihaknya dapat berjalan dengan lancar. Sekaligus, peserta mampu mengikuti pelatihan dengan baik dan bisa mendapatkan keterampilan dari pelatihan tersebut.
“Semoga kemampuan para peserta bisa terasah pada saat mengikuti pelatihan. Dan juga bisa mempunyai skill setelah selesai melaksanakan pelatihan. Sehingga, dapat dijadikan bekal kedepan bagi buruh rokok atau keluarga buruh rokok,” pungkasnya. (sam/fat)