Oleh: Sunarti, S.Pd.I.
Guru PAI SDN 1 Tanjunganom, Kec. Rakit, Kab. Banjarnegara
PROSES pembelajaran di kelas diperlukan metode yang tepat agar dapat mendukung tercapainya kompetensi yang diharapkan. Banyak metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru, namun belum mampu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Dalam pembelajaran, rasanya kurang tepat apabila menyampaikan materi ajar hanya menerapkan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Karena metode tersebut menjadikan siswa kurang semangat dan terkesan membosankan, sehingga membuat prestasi belajar siswa kurang maksimal.
Sebagai guru Pendidikan Agama Islam (PAI) SD Negeri 1 Tanjunganom dalam pembelajaran PAI di kelas 1 tema “Mengenal rukun Iman”, sub materi “Beriman kepada Allah”, TP. 1.2. “Menyebut rukun Iman terutama rukun Iman Kepada Allah (Keesaan Allah/Allah ahad) dan iman kepada Rasul. Dapat membuat karya berupa gambar pohon rukun Iman secara kelompok, sehingga menumbuhkan sikap peduli dan sadar bekerja sama”. Penulis menggunakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) yaitu Pipic yang merupakan akronim dari Picture and Picture.
Menurut Erwin Widiasworo (2018: 199), Pipic merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan gambar kemudian dipasangkan atau diurutkan menjadi suatu urutan yang logis dan membentuk suatu konsep tertentu. Sedangkan menurut Suprijono (2014: 236), Pipic artinya, pembelajaran akan terbantu oleh media gambar yang akan memberikan konteks lebih. Selain itu, mengharuskan siswa untuk menyusun gambar-gambar yang telah diacak untuk kemudian disusun berdasarkan urutan logis akan menumbuhkan daya kreasi interaktif siswa terhadap materi pembelajaran.
Gambar merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penerapan model pembelajaran. Dengan gambar, pembelajaran akan terlihat nyata (tidak abstrak), sehingga peserta didik akan merasa lebih mudah mempelajarinya. Gambar dapat membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan dan juga memudahkan guru, karena selain merupakan media yang murah dan mudah diperoleh, juga dapat meningkatkan keaktifan peserta didik. Selain itu, pengetahuan dan pemahaman peserta didik menjadi luas, jelas, dan tidak mudah dilupakan karena pembelajaran dengan Pipic mampu memberikan pengalaman belajar yang bermakna.
Adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan Pipic adalah sebagai berikut: a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran; b) Guru memberikan materi pengantar; c) Guru meminta peserta didik secara bergantian untuk memasang dan mengurutkan gambar-gambar hingga membentuk suatu urutan yang logis sesuai konsep pengetahuan yang dipelajari. Untuk membuat suasana pembelajaran lebih menyenangkan, guru tidak menunjuk atau meminta peserta didik secara langsung. Akan tetapi, dengan undian atau dengan nyanyian sambil menjalankan suatu benda. Di saat nyanyian berhenti, peserta didik yang memegang benda itulah yang harus maju. Peserta didik yang mendapat undian diminta untuk mengurutkan, membuat, atau memodifikasi gambar-gambar yang ada hingga menjadi suatu konsep tertentu sesuai dengan materi yang dipelajari; d) Guru menanyakan tentang dasar pemikiran atau alasan peserta didik mengurutkan gambar tersebut. Setelah itu, guru mengajak peserta didik untuk menulis alasannya dan ceritanya; e) Setelah peserta didik mengungkapkan alasan atau dasar pemikirannya, guru mulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai; f) Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan dan juga rangkuman. Peserta didik harus terlibat dalam penarikan kesimpulan agar materi dan konsep yang telah diperoleh dapat tersimpan dengan baik di memori otak dan mudah diingat.
Metode Pipic memudahkan peserta didik dalam memahami materi pelajaran. Peserta didik juga cepat tanggap karena menggunakan gambar-gambar, dan memudahkan konsentrasi juga merasa asyik karena tugas yang diberikan guru berkaitan dengan permainan sehari-hari, yakni bermain gambar. Dengan menggunakan metode Pipic, selain meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran yang terbukti dengan meningkatnya nilai ulangan harian, juga menanamkan nilai karakter kerja sama, saling menghormati dan menghargai pendapat orang lain, tekun, teliti, kerja keras, serta melatih keberanian dan kedisiplinan. (*)