Belajar Huruf Hijaiyyah yang Menyenangkan dengan Qiroati SD

Oleh:  M. Umar Said, S.Pd.I.
Guru PAI SDN Kendayakan 01, Kec. Warureja Kab. Tegal

BELAJAR Al-Qur’an sebaiknya dimulai dari usia dini. Karena masa pertumbuhan merupakan usia emas dalam menerima pembelajaran menjadi optimal. Al-Qur’an adalah kitab pedoman hidup umat Islam. Oleh karena itu, umat Islam wajib bisa membaca Al Qur’an agar bisa mempelajari isi dari kitab tersebut. Dalam dunia Pendidikan Agama, terdapat beberapa macam metode. Pengaplikasian metode sangat menentukan berhasil tidaknya pendidikan dan pengajaran. Bukan semata-mata terletak pada corak metode beserta alat-alat yang tersedia.

Banyak siswa sekolah dasar yang merasa kesulitan untuk membaca huruf hijaiyyah, yang tidak lain adalah huruf dalam Al-Qur’an. Maka, guru Pendidikan Agama Islam harus bisa memilih metode yang menyenangkan. Agar siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran, khususnya materi membaca huruf hijaiyyah.

Desain pembelajaran merupakan proses sistematis pengembangan paket pembelajaran menggunakan teori belajar dan teori pembelajaran untuk menjamin terwujudnya pembeljaran yang berkualitas (Abdul Gafur 2012:2). Untuk itu penulis berusaha mendesain materi ini agar siswa merasa senang untuk mengikuti materi membaca huruf hijaiyyah atau huruf Al Qur’an.

Metode Praktis Qiroati sangat mudah diterapkan untuk siswa SD atau tahap pemula. Karena metode ini disusun menjadi sepuluh jilid yang dikemas sangat sederhana. Kelebihan dari metode ini adalah: berkesinambungan antara halaman kehalaman berikutnya, berkesinambungan antara jilid satu dan seterusnya. Kemudian, disesuaikan dengan usia para pelajar Al Qur’an, kata dan kalimatnya tidak keluar dari ayat Al Qur’an.

Lalu setiap pokok bahasan sudah diterapkan ilmu tajwid, dilengkapi petunjuk mengajar setiap pokok bahasannya. Metode Praktis Qiroati dilengkapai buku gharib (ilmu Al-Qur’an yang membahas mengenai arti kata dari kata-kata yang ganjil dalam Al Qur’an yang tidak biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari). Selain itu ada musykilat (petunjuk bacaan yang antara tulisan dengan cara membacanya berbeda) dan tajwid praktis, sangat mudah untuk diucapkan.

Cara mengajarkan Metode Praktis Qiroati ini dengan bacaan langsung. Tidak diuraikan alif fathah A, ba fathah Ba, dan seterusnya. Siswa tidak boleh dituntun membaca, dan guru cukup menjelaskan pokok pelajaran (bagian paling atas dari tiap halaman). Metode Praktis Qiroati (Metis Ati) ini adalah sistem murid membaca sendiri dari jilid satu sampai sepuluh. Bahkan sampai membaca Al Qur’an. Guru cukup mengawasi dan menjelaskan apa-apa yang kurang.

Apabila siswa membacanya masih salah, maka diulang terus sampai benar. Agar siswa tetap semangat selingi dengan pujian atau kata-kata penyemangat, apabila dalam membacanya sudah benar. Kejelian dan kewaspadaan guru waktu mendengarkan siswa membaca sangat memegang peranan. Untuk itu guru harus hati-hati dan penuh konsentrasi dalam mendengarkan bacaan siswanya agar tidak terjadi kesalahan dalam mendengarkan.

Metode Praktis Qiroati ini apabila rutin diajarkan kepada siswa, insya Allah dalam waktu tujuh bulan sampai satu tahun siswa sudah mampu membaca Al Qur’an dengan baik. Baik makhraj maupun tajwidnya. Pemilihan Metode Qiro’ati sebagai metode yang digunakan dalam pembelajaran baca Al-Qur’an di Sekolah Dasar dikarenakan metode ini lebih praktis dan mudah dipahami. Serta para siswa tidak akan merasa terbebani karena materi yang disampaikan secara bertahap dan dengan kata-kata yang mudah dan sederhana.

Dalam pembelajaran baca Al-Qur’an dengan metode Qiro’ati para siswa juga belajar tentang baca-bacaan ghorib dalam Al-Qur’an. Cara membacanya dengan fasih dan tartil sesuai kaidah ilmu tajwid. Serta dalam membacanya harus memperhatikan makhraj huruf. Sehingga nantinya para santri diharapkan mampu membaca Al-Qur’an dengan pedoman ilmu tajwid sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rosulullah SAW. (*)