Oleh: Nur Khasanah, S.Pd,SD
Guru SD Negeri 04 Bulu, Kec. Petarukan, Kab. Pemalang
KETERAMPILAN menyimak adalah kemampuan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian dan pemahaman. Mendengar berbeda dengan menyimak. Mendengar merupakan kegiatan penerimaan bunyi yang datang tanpa adanya perhatian atau pemahaman dan tahap awal dari menyimak. Sedangkan menyimak merupakan kegiatan penerimaan bunyi yang datang dengan adanya perhatian atau pemahaman dan tahap lanjut dari mendengar. Kemampuan menyimak adalah kemampuan berbahasa pertama yang dimiliki oleh manusia dalam pemerolehan bahasa (Khair, 2018).
Pemerolehan bahasa melalui keterampilan berbahasa khususnya aspek menyimak memiliki peran yang sangat penting. Karena merupakan keterampilan berbahasa yang paling mendasar, sering kali keterampilan menyimak dianggap tidak penting. Walaupun sekolah-sekolah telah lama menuntut pada peserta didik menyimak secara ekstensif, pengajaran langsung bagaimana cara yang terbaik untuk menyimak tetap saja terlupakan dan diabaikan. Berdasarkan asumsi, keterampilan tersebut merupakan kemampuan alamiah.
Peserta didik untuk memilih buku bacaan di sudut baca yang ada di kelas untuk kemudian buku tersebut dibaca atau guru meminta peserta didik untuk menyimak cerita yang disampaikan secara langsung oleh guru. Akan tetapi setelah itu guru tidak melakukan tindak lanjut. Pada kegiatan pembelajaran keterampilan menyimak, peserta didik menyimak cerita yang disampaikan secara langsung oleh guru untuk kemudian dilakukan pembiasaan dengan menanyakan tokoh, latar, dan amanat dari cerita yang telah disimak. Akan tetapi hanya sebagian peserta didik yang dapat menjawab tokoh, latar, dan amanat dengan benar.
Guru mengetahui bahwa pembelajaran lebih optimal dengan menggunakan media pembelajaran. Akan tetapi, guru terbiasa untuk tidak menggunakan media pembelajaran dan lebih memilih untuk menyesuaikan bahan simakan dengan kegemaran peserta didik, yaitu fabel. Berdasarkan paparan tersebut, kegiatan melatih keterampilan menyimak dengan guru menyampaikan informasi secara lisan dan peserta didik menyimak informasi tersebut kurang optimal. Sehingga perlu dilakukan perbaikan dengan menggunakan media pembelajaran. Jenis-jenis bahan simakan yang menarik perhatian, yaitu tema mutakhir, tema terarah, sederhana, menambah pengetahuan, bersifat sugestif dan evaluatif. Kemudian bersifat motivatif dan persuasif, menghibur, bahasa sederhana mudah dimengerti, dan bersifat dialog.
Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, dan kemampuan peserta didik. Penggunaan media film animasi juga mampu membangkitkan rasa ingin tahu, minat peserta didik, dan mampu memotivasi peserta didik untuk lebih giat lagi dalam mengikuti pembelajaran. Sehingga peserta didik mampu memahami bahan simakan dengan baik serta mampu mempengaruhi hasil belajarnya. Cerita yang ditampilkan dalam film animasi juga diusahakan agar sesuai dengan kegemaran peserta didik. Fabel sangat digemari peserta didik karena menceritakan mengenai suatu kejadian yang dianggap sebagai khayalan atau tidak benar-benar terjadi (fiksi) yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku menyerupai manusia.
Film animasi fabel tepat digunakan sebagai media pembelajaran untuk melatih keterampilan menyimak peserta didik sesuai dengan tahap perkembangan intelektual peserta didik sekolah dasar. Yaitu tahap operasional konkrit. Peserta didik tahap operasional konkrit masih mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-tugas logika. Dengan film animasi, harapannya akan mampu memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna bagi peserta didik. (*)