Dinas Pertanian DIY Galakkan Konsep Smart Farming

smart farming
TEKNOLOGI: Proses pengunaan smart farming. (HUMAS/JOGLO JOGJA)

YOGYAKARTA, Joglo Jogja – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus menggalakkan konsep smart farming. Hal ini dilakukan karena jumlah lahan di DIY semakin sempit.

Kepala Dinas Pertanian DIY, Sugeng Purwanto megatakan, lahan pertanian di wilayah tersebut sudah tidak luas. Sementara, 150 sampai 250 hektare lahan telah beralih fungsi ke sektor lain.

“Sebagai kota pendidikan, kota budaya, dan pariwisata tentunya jumlah kujungan dari luar Jogja itu juga terus ada. Sehingga itu menjadi PR bagi kami untuk memenuhi pangan yang cukup untuk siapapun yang berada di DIY,” ungkapnya, Senin (17/7/23).

Untuk menyikapi lahan yang terus menyempit di DIY, kata Sugeng, maka pihaknya melakukan pertanian berbasis teknologi informasi. Tujuannya untuk tetap mengembangkan sektor pertanian. Selain itu, karena saat ini petani yang berada di DIY 60 persen telah berusia di atas 50 tahun, maka pemerintah perlu mendorong generasi muda untuk terus melakukan kegiatan pertanian dalam dalam arti luas.

Ia menambahkan, meskipun secara konvensional pertanian membutuhkan lahan, namun saat ini masyarakat bisa menerapkan smart farming. IT sistem yang mengunakan data itu bisa dilakukan.

Sementara itu dari Mas Tani Farm, Fahid menjelaskan, smart farming merupakan konsep yang sangat menyeluruh. Meliputi sensor, satelit, dan input data kondisi tanaman yang real time. Kemudian dilakuakan olah data mengunakan apliaksi yang bisa menunjukkan angka dan nantinya akan diolah menggunakan artificial intelligence (AI) yang bisa merespon dan mengarahkan apa yang bisa dilakuakan

“Dan untuk secara real-nya kita ada drone, sensor untuk mendeteksi Ph tanah, kelembapannya, dan nilai nitrogen, fosfor, dan kalium yang nantinya akan terhubung dengan handphone,” tutupnya. (riz/mg4)