SLEMAN, Joglo Jogja – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman mengingatkan potensi penyebaran penyakit leptospirosis dan demam berdarah dengue (DBD). Hal itu menyusul datangnya musim penghujan seperti situasi sekarang ini.
Kepala Dinkes Sleman Cahya Purnama mengatakan, peralihan musim kemarau ke penghujan dapat membuat bakteri dan virus mudah berkembang biak. Hal itu tentunya akan berdampak pada semakin masifnya penyebaran penyakit.
“Masyarakat harus mewaspadai potensi penyakit pernapasan. Seperti batuk, pilek dan flu, yang kemungkinan besar akan mudah menjangkit pada kondisi musim seperti sekarang. Paling pertama muncul itu adalah penyakit batuk dan pilek, kemudian nanti baru yang bersumber vektor lain seperti nyamuk dan leptospirosis,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sleman Khamidah Yuliati mengatakan, pada musim penghujan penyebaran kedua penyakit itu memang berpotensi meningkat. Lantaran nyamuk aedes aegypti akan mudah berkembang biak.
“Penyebaran leptospirosis lebih mudah saat musim penghujan. Karena bakteri leptospira penyebab penyakit tersebut disebarkan melalui kencing tikus dalam genangan air. Sehingga dapat masuk melalui luka terbuka,” ujarnya.
Pihaknya meminta, masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan. Yakni dengan selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Termasuk didalamnya membasmi sarang nyamuk dan tikus. “Kami minta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap perubahan cuaca,” terangnya.
Kewaspadaan terhadap kedua penyakit itu, menurutnya perlu dilakukan, lantaran cukup banyaknya temuan di 2023. Dari catatan Dinkes Sleman, kasus DBD selama satu tahun terakhir sebanyak 146 kasus dengan satu pasien meninggal dunia.
Kemudian, leptospirosis temuan kasusnya tidak sebanyak DBD. Hanya saja, jumlah korban meninggal dunianya jauh lebih banyak dibandingkan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk tersebut. “Selama 2023 ada 60 kasus leptospirosis, dengan pasien meninggal dunia enam orang,” pungkasnya.(bam/sam)