Dinkes Sleman Temukan 4 Kasus DBD, Masyarakat Diimbau Tingkatkan Kewaspadaan

BASMI: Para petugas dari puskesmas dan kepolisian saat melakukan pengecekan jentik di area permukiman warga, beberapa waktu lalu. (ADIT BAMBANG SETYAWAN/JOGLO JOGJA)

SLEMAN, Joglo Jogja – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman mengungkap kasus penularan demam berdarah dengue (DBD) kembali muncul. Setidaknya sudah ada empat temuan kasus di awal tahun ini.

Kepala Dinkes Sleman Cahya Purnama mengatakan, peralihan musim kemarau ke penghujan dapat membuat bakteri dan virus mudah berkembang biak. Hal itu tentunya akan berdampak pada semakin masifnya penyebaran penyakit.

Maka, pihaknya meminta agar masyarakat mewaspadai potensi penyakit pernapasan. Seperti batuk, pilek dan flu, yang kemungkinan besar akan mudah menjangkiti masyarakat pada kondisi seperti sekarang.

“Yang paling pertama muncul itu adalah penyakit batuk pilek. Kemudian nanti baru penyakit-penyakit bersumber vektor yang lain, seperti nyamuk dan leptospirosis,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sleman Khamidah Yuliati mengatakan, pada awal tahun ini pihaknya mencatat sudah ada empat kasus penularan DBD. Akan tetapi, belum ada satupun yang meninggal dunia.

Maka pihaknya mengimbau kepada masyarakat, untuk mewaspadai penularan penyakit tersebut, terlebih di tengah musim penghujan ini. “Per 1 Februari 2024 laporan sementara sudah ada empat kasus DBD yang terkonfirmasi,” terangnya.

Pihaknya mengimbau, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan terhadap masifnya penularan penyakit DBD saat musim penghujan. Sebab, ada kemungkinan nyamuk aedes aegypti sebagai hewan penyebar penyakit tersebut mudah berkembang biak.

Sedangkan, pada 2023 lalu jumlah temuan kasus DBD di Sleman juga cukup banyak. Terhitung ada 146 kasus dengan jumlah pasien meninggal dunia sebanyak satu orang. “Untuk tahun ini Insyaallah dan jangan sampai ada kasus meninggal dunia karena DBD,” harapnya.

Sedangkan, upaya mencegah penularan kasus DBD dapat dilakukan dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Seperti menjaga kondisi tubuh melalui olahraga dan mengkonsumsi vitamin.

Dengan demikian, masyarakat diimbau melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Serta memaksimalkan kembali kader-kader jumantik melalui program Satu Rumah Satu Jumantik. “Dari upaya PHBS dan PSN harapannya menekan kasus DBD,” pungkasnya.(bam/sam)