Waspada! Kasus DBD di Sleman Meningkat, Sudah Capai 30 Kasus

TELITI: Kader DBD di wilayah Bumi Sembada saat memberikan edukasi dan sosialisasi penanganan DBD diwilayahnya, beberapa waktu lalu. (ISTIMEWA/JOGLO JATENG)

SLEMAN, Joglo Jogja – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman mencatat temuan kasus terkonfirmasi Demam Berdarah Dengue (DBD) cukup banyak di awal tahun ini. Jumlahnya bahkan sudah mencapai puluhan kasus selama kurun waktu dua bulan terakhir.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sleman Khamidah Yuliati mengatakan, selama awal tahun ini, pihaknya mencatat sudah ada 30 kasus terkonfirmasi DBD. Kasus itu tercatat dari minggu pertama Januari hingga minggu kedelapan di Februari.

“Meski sudah ada puluhan kasus DBD selama dua bulan terakhir, namun belum ada satu pun kasus kematian yang diakibatkan dari nyamuk aedes aegypti. Artinya, untuk tahun 2024 ini korban jiwa dari penyakit DBD di Sleman masih nihil,” terangnya, Senin (4/3/24).

Jika dibandingkan dengan tahun lalu pada periode yang sama, jumlah kasus DBD di Sleman memang sedikit mengalami kenaikan. Hanya saja, dia belum dapat membeberkan secara rinci temuan kasus untuk tahun lalu.

Dengan masih adanya temuan DBD, dia pun meminta agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Upayanya dapat dilakukan dengan menggunakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Di samping itu, Dinkes Sleman mengaku, akan terus mengoptimalkan peran kader-kader jumantik yang sudah ada pada tiap rumah. Dengan begitu, pencegahan penyakit demam berdarah di Sleman dapat lebih optimal.

“Dengan berbagai upaya PHBS dan PSN harapannya dapat menekan kasus DBD. Sehingga, kami mohon bantuan dari seluruh masyarakat untuk ikut serta dalam memutus pertumbuhan nyamuk aedes aegypti ini,” pintanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sleman Cahya Purnama menyampaikan, pada musim hujan seperti sekarang memang membuat bakteri dan virus mudah berkembang biak. Hal itu akan berdampak pada semakin masifnya penyebaran penyakit.

Dia pun meminta agar masyarakat juga mewaspadai potensi penyakit pernapasan. Seperti batuk, pilek, dan flu yang kemungkinan besar akan mudah menjangkiti masyarakat pada kondisi musim seperti sekarang.

“Yang paling pertama muncul itu adalah penyakit batuk pilek dulu.  Kemudian nanti, baru muncul penyakit-penyakit yang bersumber vektor yang lain seperti nyamuk dan leptospirosis,” tandasnya. (bam/abd)