Waspada Difteri, Dinkes Sleman Gencarkan Vaksinasi Booster

IMUNISASI: Para petugas medis saat memberikan vaksinasi kepada anak-anak di wilayah Bumi Sembada, beberapa waktu lalu. (ADIT BAMBANG SETYAWAN/JOGLO JOGJA)

SLEMAN, Joglo Jogja – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman terus meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit Difteri di wilayahnya dengan upaya memberikan vaksin booster. Hal itu dilakukan pasca ada temuan kasus di Kalurahan Tamanmartani, Kalasan pada pertengahan Maret lalu.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sleman, Khamidah Yuliati memastikan sudah tidak ada lagi kasus difteri di Kalurahan Tamanmartani, Kalasan, Sleman. Namun, upaya pencegahan harus terus dilakukan dengan memberikan vaksinasi booster sebanyak dua kali.

“Setelah temuan tiga kasus difteri di Kalurahan Tamanmartani, kami langsung melakukan program imunisasi tambahan untuk pencegahan. Adapun untuk pasien yang teridentifikasi kasus juga sudah dinyatakan sembuh,” katanya, Rabu (17/4/24).

Vaksinasi sudah dilakukan pada 6 April lalu. Usai dilakukan imunisasi, terdapat tiga anak yang mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Meski demikian, gejalanya hanya ringan, sehingga tidak membutuhkan penanganan serius.

“Tidak ada masalah karena adanya KIPI dalam setiap imunisasi merupakan hal yang wajar. Sampai saat ini sudah tidak ada laporan lagi kepada Dinas Kesehatan maupun puskesmas.

Menurutnya, saat ini kasus penyebaran difteri di Tamanmartani sudah terkendali. Namun, masyarakat diimbau agar tetap waspada dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, makan-makanan bergizi, serta rajin berolahraga. “Kondisi tubuh harus dijaga agar tetap fit, sehingga tidak mudah terserang penyakit,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinkes Sleman, Cahya Purnama menambahkan, temuan kasus difteri di Tamanmartani merupakan yang pertama di Sleman. Upaya gerak cepat penanggulangan langsung dilakukan dengan program imunisasi. “Penyakit ini bisa dicegah dengan imunisasi. Tapi kalau tidak mendapatkan vaksin bisa tertular yang penyebarannya melalui droplet mirip seperti Covid-19 atau TBC,” jelasnya.

Ia menegaskan, sebelumnya vaksinasi difteri tahap pertama di Kalurahan Tamanmartani berjalan dengan lancar. Vaksinasi diberikan untuk anak dengan rentang usia dua bulan hingga 15 tahun.

“Bagi bayi berusia 2-18 bulan ada 600 anak divaksin menggunakan pentabio. Anak-anak berusia 5-7 tahun sebanyak 800 anak divaksin menggunakan DT dan anak-anak berusia 8-15 tahun sebanyak 2.500 anak divaksin menggunakan jenis Td. Jadi total ada 3.450 anak yang menjadi sasaran vaksin,” paparnya.

Pemberian vaksin difteri masih akan dilanjutkan sebanyak dua kali. Setelah vaksinasi pertama, rentang satu bulan diberikan vaksin kedua. “Untuk kedua dilaksanakan Mei mendatang. Sedangkan ketiga diberikan rentang waktu enam bulan sehingga pelaksanaannya di Bulan Oktober,” tandasnya. (bam/abd)