BANTUL, Joglo Jogja – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul sebut Intermediate Treatment Facility (ITF) Pasar Niten akan difokuskan produk kompos. Pihaknya pun berharap, kompos tersebut mempunyai kandungan nutrisi yang cukup untuk aktivitas produksi pertanian.
Kepala DLH Bantul Bambang Purwadi menyampaikan, jika Tempat Pembuatan Sampah Terpadu (TPST) Dingkikan, Modalan, dan Bawuran fokus mengolah sampah anorganik, ITF Pasar Niten akan difokuskan untuk mengolah sampah organik. “Jadi nanti untuk yang organik itu memang difokuskan untuk ITF Pasar Niten,” ungkapnya, Kamis (16/5/24).
Menurutnya, sebelum kompos tersebut digunakan secara masif untuk kegiatan pertanian di Bantul, pihaknya akan memastikan terlebih dahulu kandungan unsur hara yang terkandung di dalamnya. Untuk itu, diperlukan uji laboratorium terlebih dahulu.
“Sementara ITF Niten sudah jalan, tapi jangan dibayangkan kompos itu untuk meningkatkan produksi padi, belum bisa. Kami akan melakukan uji lap terlebih dahulu, sehingga diketahui unsur haranya apa saja, kalau terpenuhi untuk pertanian bagus,” jelasnya.
Di lain sisi, Bambang juga memberikan terkait dengan perkembangan pembangunan TPST Dingkikan. TPST ini akan mengusung sistem Refuse Derived Fuel (RDF) atau pengering kadar air sampah sehingga lebih mudah diolah lebih lanjut.
“Di sana nanti ada tiga hanggar dengan empat modul. Sekarang masih kita kejar modal satu supaya pada bulan Juni diharapkan sudah mulai beroperasi,” terangnya.
Lebih lanjut, sistem RDF TPST Dingkikan ini memilih perbedaan dengan TPST Modalan. Adapun pihaknya telah melakukan kerja sama dengan perusahaan pengolahan lebih lanjut di Cilacap.
“Bedanya dengan modal karena produk di TPST Dingkikan ini lebih lanjut lagi. Hasilnya itu nanti kerja sama dengan perusahaan di Cilacap. Sehingga kebutuhannya seperti apa disesuaikan dengan kebutuhan mereka,” pungkasnya. (nik/abd)