JEPARA, Joglo Jateng – Petani garam di Kabupaten Jepara tengah lesu lantaran harga garam yang anjlok. Saat ini, harga garam berkisar Rp 900 rupiah perkilogram dari harga normalnya 1.500 per kilogram.
Ketua Kelompok Tani Garam Desa Kedungmalang, Kecamatan Kedung, Jepara, Syuhada mengungkapkan, penurunan harga terjadi lantaran melimpahnya garam saat musim kemarau atau panen. Meski musim kemarau menjadi momen bagi para petani dalam menyetok garam, namun, sekaligus menjadi momen turunnya harga garam. Sebab, tidak diimbangi oleh kebutuhan di kalangan tengkulak.
“Harga garam kali ini memang lagi anjlok. Kalau musim panen atau musim kemarau justru malah berkurang. Dari Rp 1.500 menjadi Rp 900 rupiah perkilogram,” terangnya pada Joglo Jateng.
Selain itu, anjloknya harga garam lantaran stok garam di gudang penyimnan masih melimpah. Adapun turunnya harga garam ini terjadi sejak awal Mei 2024. “Mulai turun harga itu awal Mei lalu. Ya waktu, masuk musim kemarau sudah menurun,” terangnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh petani garam asal Panggung, Desa Bulak Baru, Kecamatan Kedung, Syaifudin. Dirinya mengaku, saat musim kemarau, dirinya menjual garam diharga Rp 50-55 ribu per tombong. Sementara, ketika musim hujan ia bisa menjual Rp 350 ribu per tombong.
“Memang anjlok hampir lima kali lipat. Dari yang semula Rp 350 ribu per tombong bisa Rp 50-55 ribu pertombong,” ungkapnya.
Dengan anjloknya harga garam di musim kemarau, Syaifudin berharap, harga garam di pasaran dapat kembali stabil. Sehingga, para petani dapat merasakan buah manis pada saat musim panen tiba.
“Musim panas atau hujan semoga harga nya tetap stabil. Sehingga, penghasilan sesuai dengan jasa yang dikeluarkan,” harapnya. (cr4/fat)