Peringati Hari Batik, Disparbud Jepara Gelar Belajar Batik

FOKUS: Beberapa peserta dari SMK N 02 Jepara saat membatik di acara pameran membatik di Museum Kartini Jepara, Selasa (1/10/24). (LIA BAROKATUS SOLIKAH/JOGLO JATENG)

JEPARA, Joglo Jateng – Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional, Dinas Pariwisata Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Jepara menggelar pameran serta belajar membatik, Selasa (1/10/24). Kegiatan yang di gelar di Museum Kartini ini, menampilkan sejumlah koleks batik dari masa ke masa karya khas dari warga Jepara. Selain itu juga, melibatkan perwakilan satuan pendidikan di Jepara.

Tampak para siswa-siswi tengah fokus membatik. Mereka, memulai proses membatik dari tahapan awal hingga akhir, dari membuat pola batik hingga mencanting.

Kepala Disparbud Kabupaten Jepara Moh Eko Udiyono melalui Subkoordinator Bidang Sejarah dan Kepurbakalaan Disparbud Jepara, Lia Supardianik menyampaikan bahwa pameran batik ini sebagai ikhtiar untuk mendukung dan menjadikan batik Jepara sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) di Kabupaten Jepara serta mengenang ajaran dari Kartini.

Baca juga:  Perpus UMK Bagikan Ribuan Ice Cream untuk Mahasiswa Baru

“Kami berharap Batik Jepara ini bisa menjadi salah satu WBTB yang ada di Indonesia,” ungkap Lia, sapannya.

Ia menyebut, perkembangan Batik Jepara tidak lepas dari sosok Raden Ajeng Kartini yang telah mengajarkan seni batik kepada putri-putri Jepara di Serambi Belakang Pendapa Kabupaten Jepara. Bahkan, Kartini telah berani menampilkan batik karyanya di kancah Internasional.

Selain sebagai pewarisan budaya, pameran batik ini sebagai sarana promosi yang efektif untuk memperkenalkan Batik Jepara lebih mendalam dan dikenal masyarakat. “Kegiatan ini melibatkan para perajin batik, pecinta batik, dan juga siswa-siswi sebagai aset masa depan sebagai pelestari batik Jepara,” jelasnya.

Selain pameran batik, juga dilaksanakan belajar bersama di Museum dengan tema membatik bambu. Dipilihnya media bambu, sebagai bentuk pemanfaatan akan limbah bambu yang saat ini tersedia cukup melimpah. Sekaligus meningkatkan nilai sebuah benda, yang sebelumnya tidak bermanfaat menjadi karya yang lebih bernilai.

Baca juga:  Budiyono Ingin Tingkatkan SDM Lewat Pendidikan

“Ini sebagai upaya mewujudkan kebudayaan yang berkelanjutan. Dari barang biasa menjadi nilai yang bisa dimanfaatkan,” kata dia.

Lebih lanjut, belajar bersama di Museum ini bukan kali pertama, sebelumnya juga dilakukan kegiatan belajar mengukir, membuat gerabah bagi para siswa-siswi di kabupaten Jepara.

Sementara itu, Ketua Jurusan Kriya Kreatif Batik dan Tekstil SMK N 02 Jepara sekaligus perwakilan dari satuan pendidikan, Eko Widiyanti mengatakan bahwa SMK N 02 Jepara melibatkan siswa-siswinya dalam kegiatan membatik ini.

Ia juga mengaku, SMK N 02 Jepara juga turut menampilkan hasil karya dari siswa-siswi berupa batik dengan motif ramayana, prabangkoro, merak kantil, gapura Mantingan, dan motif lung-lungan.

Baca juga:  Deklarasi Damai, KPU Jateng Ingatkan Hindari Kampanye Negatif

“Ikut terlibat dalam pameran dan demonstrasi membatik. Mulai dari menggambar sampai pencantingan. Hal ini untuk memperkenalkan kepada masyarakat bahwa SMK N 02 Jepara terdapat kader pembatik,” ucapnya.

Ia mengungkapkan, motif yang dibuat oleh siswa-siswi SMK N 02 Jepara lebih kepada corak kebudayaan Jepara. Seperti, perang obor, kura-kura Pantai Kartini, dan lainnya.

“Yang membedakan, tema yang diangkat itu cerita rakyat yang ada di Jepara atau kebudayaan di Jepara. Sehingga, ciri khas motif nya tentu berbeda. Meski, ada beberapa batik yang hampir sama dengan umumnya. Namun, goresannya berbeda,” bebernya. (cr4/gih)