REMBANG, Joglo Jateng – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang meresmikan gedung baru Perpustakaan Daerah (Perpusda) Rembang, Jum’at (27/12). Adanya gedung ini diharapkan dapat menjadi pusat pengembangan literasi dan kesejahteraan masyarakat.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz dalam sambutannya menekankan pentingnya peran perpustakaan sebagai sarana menciptakan kehidupan yang lebih baik dan maju melalui peningkatan budaya membaca. Dengan fasilitas yang lebih modern dan representatif, bupati berharap masyarakat Rembang dapat memanfaatkan perpustakaan ini sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas hidup.
“Perpustakaan ini adalah sarana yang tidak hanya memberikan pengetahuan. Tetapi juga dapat mengubah kehidupan kita menuju kesejahteraan. Oleh karena itu, kita semua harus memastikan bahwa fasilitas ini digunakan dengan optimal. Bukan hanya melihat gedungnya saja, tapi bagaimana fasilitas ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam hal literasi,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia mengingatkan minat baca di kalangan masyarakat, terutama generasi muda, semakin berkurang. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat.
“Sekarang ini, perubahan budaya teknologi semakin jelas terlihat. Generasi saat ini cenderung kurang tertarik membaca buku. Ini adalah tantangan besar bagi kita. Terutama dalam mempromosikan budaya baca kepada anak-anak didik mulai dari tingkat SD,” jelasnya.
Ia menambahkan, kesejahteraan hanya dapat dicapai jika masyarakat memiliki pengetahuan yang cukup. Tanpa pengetahuan, menurutnya, masyarakat akan kesulitan untuk maju.
“Kesejahteraan itu bisa kita raih jika kita memiliki cukup ilmu. Tanpa ilmu, kita akan kesulitan mencapai kesejahteraan. Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan meningkatkan minat baca melalui fasilitas yang kita miliki,” paparnya.
Pembangunan gedung baru Perpusda Rembang ini juga mendapat apresiasi dari Perpustakaan Nasional Indonesia (Perpusnas). Sri Marganingsih, perwakilan Perpusnas, dalam sambutannya, ia menyatakan, pembangunan gedung ini merupakan bagian dari program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang digulirkan Pemerintah Pusat.
“Pembangunan perpustakaan seperti ini merupakan bagian dari upaya untuk mengubah wajah perpustakaan di Indonesia, menjadikannya sebagai sarana inklusif yang dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat. Ini adalah bagian dari transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial,” katanya.
Ia menambahkan, Perpusnas berkomitmen mendukung upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan literasi di masyarakat. Mulai dari 2019 hingga 2024, Perpusnas telah menyalurkan 1.406 paket pekerjaan dengan anggaran sekitar Rp 2,5 triliun untuk pembangunan perpustakaan di seluruh Indonesia.
“Pada 2024 ini, Perpusnas juga telah menyalurkan 10 juta bantuan bacaan bermutu kepada 10.000 desa di Indonesia, termasuk di Kabupaten Rembang. Bantuan tersebut telah diterima oleh 15 desa di Rembang,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Perpusnas mengapresiasi Pemkab Rembang yang telah membangun gedung layanan perpustakaan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik sub-bidang perpustakaan. Selain itu, Rembang juga menerima bantuan berupa peralatan dan bahan perpustakaan senilai total Rp 10 miliar.
Ia berharap Pemkab Rembang akan terus mendukung berbagai program yang berkaitan dengan literasi. Termasuk program-program yang dijalankan oleh Dinas Perpustakaan Kabupaten Rembang.
“Kami berharap Pemkab Rembang terus memberikan dukungan penuh kepada program-program yang akan dijalankan oleh Dinas Perpustakaan Kabupaten Rembang dalam rangka mewujudkan literasi sebagai kunci untuk kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya. (uma/fat)