Hari Jadi ke-450, Bupati Pemalang Titip Pesan Guyub Rukun untuk Kemajuan Daerah

AKRAB: Mansur Hidayat Bupati Pemalang saat bercengkerama dengan para pejabat dan pemain teatrikal di acara dialog Hari Jadi Pemalang ke-450 Tahun 2025 di Studio 2 LPPL Radio Swara Widuri, beberapa waktu lalu. (UFAN FAUDHIL/JOGLO JATENG)

PEMALANG, Joglo Jateng – Menitipkan pesan kerukunan menuju keberkahan yang lebih baik, Bupati Pemalang mengungkapkan bahwa bertambahnya umur Kabupaten Pemalang yang semakin tua harus mampu menjadi contoh baik semuanya. Karena dibandingkan kabupaten/kota di Eks Keresidenan Pekalongan, Pemalang merupakan kabupaten tertua. Lahir pada abad ke-16 atau berumur 450 tahun.

Hal ini disampaikan oleh Bupati Pemalang Mansur Hidayat pada dialog Hari Jadi Pemalang ke-450 Tahun 2025 di Studio 2 LPPL Radio Swara Widuri awal pekan ini. Ia mengatakan, sesuai dengan tema yaitu Guyub Rukun Pemalang Luih Apik, menjadi cerminan bahwa kebersamaan bergotong-royong antar pemerintah kabupaten (Pemkab) bersama seluruh masyarakat Pemalang merupakan kunci, agar ke depan kabupaten yang mendapatkan julukan Pusere Jawa ini dapat lebih baik, bukan hanya di bidang pembangunan saja, tetapi dari bidang perekonomian, pendidikan, kesehatan, sosial, budaya dan masih banyak lagi.

“Umur kita lebih dewasa dibandingkan daerah lain, maka seperti selayaknya usia yang terus bertambah maka kita juga harus bisa menjadi panutan bagi yang lebih muda,” ujarnya, belum lama ini.

Pada kesempatan tersebut, dirinya juga mengajak seluruh masyarakat untuk bersinergi bersama atau guyub, terutama dalam pelaksanaan program pembangunan dari infrastruktur jalan hingga penuntasan permasalahan sampah. Sebab menurutnya, semua itu membutuhkan uluran kepedulian masyarakat, agar dapat berjalan dengan lancar dan sukses.

Dirinya menerangkan, walaupun tidak ada kirab pada HUT ke-450 tahun ini, namun beberapa acara inti masih tetap dilaksanakan. Dari ziarah makam leluhur, haul Pangeran Benowo, paripurna istimewa, hingga malam resepsi. Menurutnya, semua pelaksanaan kegiatan tetap berjalan dengan khidmat tanpa mengurangi esensi atau nilai dari pelaksanaan acara rangkaian hari jadi.

“Walaupun sederhana, tapi tetap bernilai dan punya makna untuk masyarakat. Yang terpenting kita harus guyub rukun untuk membangun agar semua lancar,” terangnya. (fan/abd)