Pamerkan Ratusan Lukisan Anak Autistik

Pameran ratusan lukisan anak autistik

SEMARANG – Ratusan lukisan karya anak autisme area multy sensory di Bandara Internasional A Yani kemarin. Kegiatan itu digelar dalam rangka menyambut Hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada 3 Desember 2019.

General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang Hardi Ariyanto mengatakan, untuk Pameran Lukisan Anak-anak Autistik, ada sebanyak 105 buah lukisan yang tersebar di 18 panel. Lukisan itu dipajang di area ruang tunggu keberangkatan domestik, yaitu pada photo booth, reading corner, dan di sekitar area Multi Sensory Room.

Baca juga:  Konser Gratis Gilga Syahid Bakal Hibur Warga Kendal di Penghujung 2024, Cek Jadwalnya!

“Pameran ini diselenggarakan selama empat hari, mulai 1 hingga 4 Desember. Dalam kesempatan ini mengusung tema Bersama Melangkah Menembus Batas. Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian PT Angkasa Pura I (Persero) dan para praktisi di lingkungan komunitas autisme yang diwujudkan dalam bentuk pameran,” katanya kemarin.

Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan rasa kepedulian lingkungan sekitar terhadap penyandang autism. Selain itu, juga menggenapi semangat peringatan Hari Disabilitas Internasional 2019.

“Sejalan dengan gebrakan PT Angkasa Pura I yang telah menyiapkan dan memberikan fasilitas kepada penyandang autisme yang akan melakukan penerbangan di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani. Maka disediakanlah fasilitas Holding Room dan Multi Sensory Room pertama di bandara se Asia-Pasifik,” ujarnya.

Baca juga:  Keresahan Memuncak, Warga Tumpahkan Sampah ke Pendopo Pemalang

Melalui kegiatan itu diharapkan dapat memunculkan keinginan untuk melakukan  edukasi dan sosialisasi tentang Autisme kepada masyarakat. Khususnya para pengguna jasa dan calon penumpang pesawat terbang yang berangkat melalui Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang.

Perwakilan Komunitas Autisme Semarang Siwi Parwati mengatakan, apabila menemui anak penyandang autisme di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, terdapat beberapa hal kecil namun berarti yang bisa dilakukan.

“Peka, yaitu menawarkan bantuan tanpa menghakimi, menerima dan merangkul keberadaan mereka. Hal-hal seperti ini akan membuat wali anak penyandang autisme tidak khawatir akan adanya penolakan dan merasa bisa berbaur.  Peduli dan penerimaan, yang berarti bahwa kita memberikan ruang dan toleransi yang membuat kita bersama-sama bisa melangkah menembus batas,” ujarnya. (mg5/lut)