Angka Pernikahan Dini Masih Tinggi

PEMAPARAN: Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang, Krisseptiana Hendrar Prihadi saat sosialisasi Ojo Kawin Bocah di Aula Kecamatan Gunungpati, Rabu (31/8). (LU'LUIL MAKNUN/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Pemerintah Kota Semarang terus gencar melakukan berbagai upaya penanganan stunting. Salah satunya dengan sosialisasikan Ojo Kawin Bocah. Sebab, angka pernikahan usia dini masih cukup tinggi.

Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang, Krisseptiana Hendrar Prihadi yang turut menjadi pengisi materi dalam sosialisasi tersebut menjelaskan, Kota Semarang memiliki kasus pernikahan usia dini yang cukup tinggi. Menurutnya dari banyaknya pernikahan usia dini di Kota Semarang sangat beresiko menjadikan Kota Atlas tersebut memiliki kasus stunting yang tinggi.

“Karena usia dini secara mental belum siap, dan alat reproduksi belum matang sehingga berdampak pada bayi yang dilahirkan,” katanya saat sosialisasi di Kecamatan Gunungpati, Rabu (31/8).

Baca juga:  Warung Sarapan Lima Ribu, Ladang Sedekah Warga Bulustalan Semarang

Senada, Anggota Komisi A DPRD Kota Semarang, Giyanto menyampaikan, pola asuh orang tua sangat penting untuk mengatasi stunting. Ia mengingatkan, usia ideal untuk melakukan pernikahan yakni 20 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki.

“Edukasi dampak resiko nikah dini banyak. Seperti hilangnya masa remaja sehingga beban mentalnya berat, dan kandungannya lemah, sehingga beresiko melahirkan bayi yang stunting,” katanya.

Disisi lain, Camat Gunungpati, Sabar Trimulyono menjelaskan, ada 78 kasus stunting di Kecamatan Gunungpati banyak disebabkan karena pernikahan dini. Ia mengaku mengaku pihaknya bersama tokoh masyarakat terus berusaha untuk menekan angka stunting tersebut di wilayahnya.

Baca juga:  Bawaslu Kota Semarang: Masih Ada Ketidakpahaman Pemilih dan KPPS soal Verifikasi Data

“Kami membahas stunting dan melakukan sosialiasi pernikahan dini. Karena banyak faktor, seperti ekonomi, pergaulan bebas, dan kecelakaan, maka kami menghadirkan para kader untuk tidak kawin bocah,” katanya.

Disisi lain, salah satu anggota Karang Taruna Kecamatan Gunungpati, Jessika (22) bersama 10 temannya sangat antusias mengikuti sosialisasi Ojo Kawin Bocah itu. Ia mengaku, kedepannya bersama Karang Taruna Kecamatan Gunungpati akan melakukan sosialisasi tentang akibat dari pernikahan dini kepada teman-temannya.

“Bagus banget materinya, karena di usia kami sebagai remaja banyak yang hamil di luar nikah atau banyak yang nikah dini,” ucapnya. (luk/gih)